Mengenal Fikom Jurnalistik

Lalu apa itu Jurnalistik? Pengertian Jurnalistik atau Jurnalisme adalah suatu bidang kajian dari ilmu komunikasi itu sendiri, jurnalistik berasal dari kata journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar.

Sarjana Muda Mati Gaya?

Hal apa yang membuat banyak sarjana muda mati gaya? Mungkin perencanaan yang kurang matang membuat mereka kurang sadar dengan gelar kesarjanaannya.

Bagaimana Kata-Kata Merubah Dunia?

Banyak hal yang bisa dilakukan dengan merangkai kata menjadi kalimat dan mencoba sesuatu yang dapat merubah dunia, buta huruf adalah salah satu contoh nyata.

Revolutions Design Indonesia

RDSGN (di baca R Design) adalah sebuah tim untuk pembuatan desain grafis di Bandung. Setelah masing-masing dari kami mencari pengalaman dengan beberapa perusahaan dan kesempatan bertemu dengan banyak kategori client membuat kami sadar akan sebuah perbedaan selera yang tidak bisa dirubah.

RDSGN | REVOLUTIONS DESIGN

R Design adalah singkatan dari Revolution Design (revolusi desain), karena banyaknya nama R Design dengan latar belakang yang berbeda antara yang satu dan yang lain membuat kami memberikan sedikit perbedaan dalam segi penulisan (RDSGN) yang berfungsi sebagai pengingat nantinya.

Jumat, 14 Januari 2011

Diskriminasi Terhadap Pers Islam Berkepanjangan

Tidak ada yang menyangkal kehidupan pers di Indonesia sangat bebas di era reformasi sepuluh tahun terakahir ini. Setiap warga negara kini bebas mendirikan perusahaan pers dan menerbitkan berbagai media cetak: koran, tabloid, majalah,bulletin, jurnal, hingga brosur, dll.

Entri Terkait:
- Pers Islam
- Isu Terorisme
- Perdebatan Pers Islam
- Media Muslim
- Jurnalis Muslim


Puisi Sejenak

“ Yang Terlupakan “ 

Kini aku telah mampu berdiri sendiri

Berjalan dan berlari dengan pasti

Ku tak peduli dengan lain hati

Hanya peduli dengan nikmat duniawi

Segalanya bisa kubeli, namun apa lagi ?

Kekosongan hati tak ada nurani

Selalu rasakan sepi yang tak bertepi

Apa lagi yang harus kucari ?

Tanpa kusadari, terlupakan Illahi

Kulupakan apa yang Dia beri

Sungguh berdosa diri ini

Kini, disini, Aku berjanji

Memahami dan coba menaati Sang Illahi

Menghargai segala yang telah Dia beri

Menyantuni lain hati, mencoba berbagi

Dan kutemukan Yang Abadi

Kurindu Pada-Mu .. Sang Illahi

“bunda”

Didalam dunia ini, Terdapat kisah kasih
Yang suci didalam hati, Yang diberikan olehnya
Siapapun tiada yang bisa, Menggantikan dirinya
Menghancurkan cintanya, Menandingi kasih sayangnya
Kasihmu sepanjang masa, Kasihmu tak terhingga
Cinta kasih yang tulus, Tak ada yang bisa . .

Oh . . bunda terima kasihku
Ucapkan kepadamu
Karena kau telah berikan semua
Apa yang bisa kau beri

Indonesia dan Gempa

TUGAS PENULISAN FEATURE MENGANILISIS PEMBERITAAN MEDIA TERHADAP GEMPA DI PADANG 

Gempa lagi, dan lagi. Indonesia sering dilanda Gempa. Fakta tersebut benar adanya. Lihat saja catatan Peta Gempa skala besar yang pernah terjadi di Indonesia (1992-2009) berikut;
30 September 2009, Gempa bumi Sumatra Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari sesar geser semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia bahkan terasa hingga Kuala Lumpur dan Singapura.
2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
12 September 2007 – Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
6 Maret 2007 – Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas.
27 Mei 2006 – Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
26 Desember 2004 – Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia.
12 Desember 1992 – Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.

Data tersebut belum termasuk gempa-gempa lainnya dalam skala kecil yang mungkin jumlahnya dapat mencapai ribuan kali gempa dalam periode tersebut. Belum lagi jika ditambah dengan data gempa yang terjadi sepanjang masa di Indonesia, tentunya memerlukan puluhan bahkan ratusan halaman untuk mencatatnya, sebut saja satu yang terkenal di antaranya yaitu gempa yang disebabkan letusan Gunung Karatau pada tahun 1883 yang guncangannya luar biasa. (kaskus.com)

Dan saya disini akan mencoba menganalisis gempa yang terjadi di Padang dan selitarnya. Rabu tanggal 30 September 2009 sekitar jam 17.16, gempa bumi berskala 7.6 skala Richter mengguncang beberapa wilayah di Sumatera Barat. Akibatnya Kota Padang porak poranda. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi berpusat di 0.84 Lintang Selatan, 99,65 Bujur Timur, dan berada di kedalaman 71 kilometer dari permukaan laut. Walaupun tidak menimbulkan tsunami, tapi sudah menelan korban jiwa hampir 500 orang dan diperkirakan akan bertambah.

Salah satu lokasi yang begitu banyak menjerat korban adalah di kota Padang, setelah evakuasi, terdapat hampir 197 jiwa korban tewas, 50 korban luka berat, dan 1.570 korban dengan luka ringan. Korban tewas lainnya yang telah terdata masing-masing di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 154 orang, Bukittinggi (7), Pesisir Selatan empat orang dan Kota Solok (2). Sedangkan jumlah total korban luka berat yang telah terdata sebanyak 83 orang, luka ringan 2.094 orang. Jumlah kerusakan bangunan yang telah terdata yakni rusak berat 740 unit, rusak sedang 200 unit dan rusak ringan 1.710 unit. Berikut ini beberapa Kumpulan cerita kepedihan Gempa di Padang Sumatra Barat:

1. Kurang lebih 200 orang terkubur di reruntuhan Hotel ambacang

2. 245 warga hilang Desa Cikabu, Lubuk Kalung, Padang Pariaman

3. Rintihan minta tolong di bawah reruntuhan Hotel ambacang

4. Puluhan mahasiswa STBA Prayoga tertimbun reruntuhan bangunan

5. 400 Orang Terkubur Hidup-hidup pada Pesta Pernikahan Dusun Pulau Aia, Kecamatan

Tandikek, Kabupaten Padang Pariaman. Semoga mereka di beri ketabahan dan kesabaran dalam menjalani cobaan ini.

Begitu banyak korban dan kerugian yang di alami oleh bangsa kita. Namun, tak sedikit para relawan yang membantu turun ke lapangan untuk membantu korban bencana gempa di padang, tidak hanya warga Indonesia, banyak pula bala bantuan yang di berikan dari luar. Selain bantuan non material, banyak juga bantuan material berupa pangan, obat-obatan dan juga uang tunai. Walaupun masih butuh banyak lagi bala bantuan. Banyak korban yang belum bisa menjalankan kehidupan normal mereka seperti biasa yang diakibatkan depresi, dan tidak sedikit pula yang menderita kelaparan. Para korban gempa masih menghuni tenda-tenda darurat di wilayah mereka masing-masing. Mereka semua masih perlu begitu banyak uluran tangan kita para saudara yang masih di berikan kebruntungan. Selain dari itu, pemerintah pun seharusnya cekat, sigap dan cermat dalam memberikan bantuan terhadap mereka. Media pun lebih banyak menyorot korban bencana gempa di daerah kota, padahal banyak daerah kecil yang terkena gempa dan bantuan pun sulit menjangkau tempat tersebut untuk memberikan bantuan.

Dari data diatas, kita dapat melihat begitu banyak korban jiwa pada musibah ini dan tidak sedikit pula menimbulkan beberapa spekulasi. Makin banyak masyarakat mengira bencana di Indonesia diakibatkan oleh polah manusia itu sendiri, dan tidak sedikit pula para ulama menjawab sebab-akibat bencana yang sering melanda Indonesia.

Dilihat dari perspektif agama, bencana gempa memang di singgung dalam Al-Qur’an. Setidaknya ada dua ayat dalam Al Quran yang langsung menyatakan tentang bencana gempa bumi. Bunyinya demikian: Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan merekapun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka (Al Quran Surat Al A’raf ayat 78 dan ayat 91). Ayat tersebut saya kira lebih tepat jika hendak mengaitkan Gempa Bumi di Padang yang baru lalu dan gempa bumi lain yang pernah terjadi di Indonesia, atau bahkan gempa bumi yang pernah terjadi di seluruh dunia dari dulu hingga sekarang.

Ayat di atas mengkisahkan umat Nabi Sholih yang dikenal dengan Kaum Tsamud dan umat Nabi Syu’aib yang dikenal dengan Penduduk Madyan yang bengal dan mengingkari Risalah Kenabian yang mereka bawa sebagai Utusan Allah SWT hingga Allah SWT menurunkan bencana gempa bumi. Peristiwa ribuan tahun yang lalu direkam oleh Al Qur’an, jauh sebelum manusia modern mengenali penyebab gempa bumi sebagai akibat bertumbukkannya lempeng bumi.

Dilihat dari sudut pandang geografis, Indonesia adalah salah satu Negara yang rawan terjadinya bencana alam, salah satunya adalah gempa bumi. Wilayah Indonesia berada di lokasi yang sangat unik, berada dalam sabuk ‘Ring of fire’ yang terkenal yaitu deretan gunung berapi aktif yang membentuk lingkaran di seputar samudera Pasifik dan Indonesia merupakan pertemuan lempengan dunia yang terus bergerak dan bergesekan untuk mencari keseimbangan.

Jika kemudian sampai hari ini gempa bumi masih terus terjadi, rasanya kita tidak cukup jika hanya merenungkannya. Sebab merenung cenderung pasif. Akan lebih baik jika dibarengi dengan tindakan yang nyata. Seperti apa? Membangun diri dan keluarga agar siaga terhadap bencana dengan tetap menjaga kualitas aqidah yang kita miliki. Sehingga kalaupun kita harus menjadi korban meninggal akibat bencana gempa bumi misalnya, kita tetap teguh dalam aqidah dan keimanan kita.

Entah mengapa sekalipun Indonesia sama rawannya dengan Jepang terhadap ancaman bencana gempa bumi, tetapi seakan-akan kita tidak pernah mendapat pelajaran dari bencana-bencana yang telah lalu. Setelah gempa-tsunami Aceh dan Nias 2004 – 2005, kita sudah diberi pelajaran ilmu alam kembali oleh gempa Yogyakarta – Jateng dan Pangandaran. Sayangnya ujian ilmu alam kita tidak pernah lulus. Untuk itulah kita patut belajar dari negara lain yang telah sukses menerapkan tanggap yang tepat dalam menghadapi bencana gempa bumi. Jepang, Nepal atau Chile adalah beberapa negara yang berhasil mendidik masyarakatnya untuk awas ketika bencana gempa bumi datang melanda.

Pemerintah seharusnya mempersiapkan segalanya dalam mengantisipasi datangnya bencana gempa bumi yang hingga saat ini masih sulit diramal kedatangannya itu. Penataan ruang dan kode bangunan wajib dilaksanakan di kota-kota yang dinilai rawan bencana gempa bumi. Selain itu, ketika terdapat ketelanjuran perkembangan kota yang tidak siap menghadapi bencana gempa bumi, maka mempersiapkan ketahanan masyarakat yang waspada terhadap bencana gempa bumi adalah jalan keluar yang bisa mengurangi dampak bencana.

Sosialisasi membuat meja yang kuat atau kiat-kiat berlindung ketika di dalam rumah, di luar rumah atau di tepi pantai dan di bawah tebing, harus sudah dirancang dalam bentuk brosur, buklet atau poster yang dibagikan terus-menerus setiap tahun. Pengarahan, pelatihan dan simulasi tanggap bencana harus sudah mulai dirancang dan dilaksanakan. Ketika pemerintah kita terbukti gelagapan dengan penanganan pasca-bencana yang datang susul menyusul, mengapa masyarakat tidak disiapkan untuk tanggap pra-bencana ? mungkin setelah bencana di Padang, pemerintah tanggap akan gempa, dengan banyak menyiarkan siaran waspada gempa di beberapa media. Semoga saja untuk kedepannya tidak banyak korban jiwa apabila terjadi bencana alam.

Subhanallah, Sungguh di balik semua kejadian ada hikmah di balik semua itu. Begitupun gempa yang meluluhlantakkan Kota Padang dan sekitarnya. Jika kita telusuri waktu terjadinya gempa Padang, berdasar catatan waktu kejadian yang dilansir Kompas, 1 Oktober 2009 bahwa gempa pertama terjadi pada pukul 17.16 WIB. Sedangkan gempa susulan terjadi pada pukul 17.38. Saudara, marilah sejenak kita cermati dalam Al Qur'an. Jam menunjukkan nama surat, dan menit menunjukkan ayat. Jika kebetulan Al Qur'an terjemahan yang dilihat adalah terbitan Asy Syamil maka akan jelas alur pesan-pesan Illahi tersebut. Dalam sudut pandang kausalitas, sebab-akibat, waktu gempa pertama menunjukkan Akibat (QS. 17:16) dan waktu gempa susulan menunjukkan Sebab (alasan terjadi)--(QS. 17:38). Dalam Surat Al Isra' ayat 38 ini pada catatan kaki, diterangkan uraian-uraian "kejahatan" manusia yang kita sadari wujud dan intensitasnya makin sering kita temui di tengah masyarakat kita. Ala kulihal, marilah kita renungkan pesan Illahi tersebut. Mengapa Padang? Saya yakin, mereka para korban baik yang meninggal maupun keluarga yang ditinggalkan adalah pihak-pihak yang dipilih Allah. Mereka adalah orang-orang yang kuat, tabah dan sabar. Allah tidak akan menimpakan cobaan melebihi kemampuan umat-Nya. Semoga mereka semua korban bencana gempa di Padang di berikan tempat yang paling indah oleh Allah SWT, sepadan dengan amal perbuatan mereka.

Akhir kata, mari kita doakan mereka yang telah menjadi korban dan bangun solidaritas sekemampuan kita. Semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.

Indahnya Bermimpi

TUGAS PENULISAN ARTIKEL MENANGGAPI NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA 

Berbeda dengan Laskar Pelangi yang membuat saya menjadi bodoh, Sang Pemimpi sudah mampu membuat saya menjadi manusia rata-rata. Saya tidak bodoh dan tidak pintar dan keadaan itu cukuplah untuk membantu saya menikmati cerita dalam Sang Pemimpi dengan lebih baik. Cerita yang disuguhkan dalam Sang Pemimpi sangat manusiawi dan saya kira banyak contohnya yang terjadi di dunia nyata. Saya kira Andrea Hirata mampu menyampaikan dengan sempurna pesan bagi pembacanya untuk berani bermimpi. Sudah banyak orang yang menyampaikan bahwa pencapaian-pencapaian luar biasa yang berhasil dicatatkan oleh umat manusia berasal dari mimpi yang dibuat. Tentu kita harus memandang mimpi di sini sebagai cita-cita. Bukan mimpi yang menjadi bunga tidur kita. Andrea Hirata menyampaikan pesan untuk berani bermimpi itu dengan kemampuan bertuturnya yang apik dan dengan contoh yang sangat menggugah. Tokoh Arai yang telah menjadi yatim piatu sejak kecil justru menjadi tokoh yang mengajarkan kepada Ikal untuk terus bermimpi. Sungguh sangat membangkitkan semangat ketika Arai menasehati Ikal ketika Ikal melorot drastis rankingnya.

“Biar kau tahu, Kal, orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu!!”. (Satu catatan saya pada kalimat itu adalah penggunaan kau dan bukan Kau. Sepanjang yang saya ingat dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, kata sapaan itu ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertamanya. Apa sudah berubah kaidah itu?)

Sang pemimpi, membangkitkan mimpi-mimpi lamaku yang telah kupendam dengan berbagai realitas yang ada. Ternyata benar, Terkadang realitas adalah racun bagi sebuah optimisme (dikutip dari Sang Pemimpi). Aku merasa perlu membangkitkan kembali mimpi-mimpi itu. Menjadikannya bahan bakar yang siap meluncurkan roketku ke angkasa raya. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini, Aku punya kartu “mantap” untuk itu, Aku punya Sang Tempatku berharap dan aku yakin Ia akan mengabulkannya. Aku hanya perlu dua hal, dua hal saja, Berusaha sekeras yang aku bisa, sampai aku bahkan tak sanggup lagi dan doa-doa yang akan meng-ijabah semua permohonananku. Kekuatan sebuah doa adalah “miracle” yang takkan pernah diketahui setiap orang.

Karya pertama dan kedua Andrea bagi saya bukan sepenuhnya Dwilogi. Alasannya simpel saja. Ikal yang ada pada karya pertama bukanlah Ikal yang ada pada tokoh kedua. Ikal dalam karya pertama hanya seorang tokoh yang keberadaannya tidak terlalu penting. Ada tiadanya Ikal takkan mengganggu isi cerita. Mungkin alasan tersebut bisa dipatahkan dengan argumen seperti ini. “Jika tidak ada ikal, tidak akan ada sang juru cerita yang akan mengantarkan sejarah laskar pelangi dalam sebuah memoar.” Benar. Hanya saja sang juru cerita bisa diganti orang lain.

Namun masalah yang kemudian muncul adalah karena ini memoar, sebuah kisah nyata. Jadi, Ikal tetap saja Ikal yang keberadaannya tidak bisa digantikan orang lain. Mungkin diantara kesebelas orang itu yang punya inisiatif atau obsesi menulis hanyalah seorang Ikal (Andrea Hirata Seman).

Alasan lain. Ikal dalam novel pertama tidak digambarkan berkarakteristik kuat sebagai tokoh yang menjual. Sebenarnya siapa tokoh yang ingin dimemoarkan? Tentu Ikal. Kenapa orang yang seharusnya menjadi tokoh utama seolah-olah tidak tampak. Ia tidak meresap di hati pembaca. Dalam novel itu, Ikal hanya seorang bocah yang memunyai sepuluh orang teman yang aneh-aneh. Ia seorang tokoh yang kurang mendapat simpati pembaca. Bukankah tokoh utama biasanya merebut hati pembaca?

Kemudian wajar jika pembaca Laskar Pelangi lebih mempertanyakan kondisi Lintang saat ini, atau Mahar barangkali daripada Ikal. Bukan karena keberadaan Ikal yang memang sudah diketahui. Tapi karena Lintang dan Mahar digambarkan lebih hidup daripada yang lain.

Selanjutnya, dalam sang Pemimpi, tiba-tiba Ikal ada secara penuh. Hanya dia satu-satunya tokoh dalam laskar pelangi yang diadakan kembali. “Siapa Ikal yang berani-beraninya muncul di karya Andrea yang kedua?”. Dialah tokoh utama itu. Tanpa Ikal, sang Andrea sendiri, takkan ada Laskar Pelangi, sang Pemimpi, kemudian Edensor, dan Maryamah Karpov.

Dalam karya keduanya, Andrea memunculkan karakteristik tokoh Ikal yang harus dilihat. Ikal orang yang pandai, pekerja keras, dan sedikit nakal karena keremajaannya. Ia bukan lagi orang yang ikut ke sana ke mari tidak jelas seperti yang ada dalam Laskar Pelangi. Ialah tokoh sebenarnya tokoh.

Karya kedua Andrea memang berbeda. Awalnya saya menganggap bahwa Andrea dan Laskar Pelanginya tak lebih hanya mendapat durian runtuh. Jika tidak punya Lintang, Mahar, dan sekolah mengenaskan yang bersanding dengan lingkungan elit PN Timah, ia tidak bakal seberuntung sekarang. Ia punya modal awal cerita yang menarik. Di samping itu, ia juga tiba-tiba muncul saat masyarakat mulai bosan dengan keberadaan chikleet tenleet.

Andrea dan budayanya. Ada pujian yang berlebihan pada Andrea. Ia bukan dari lingkungan sastra namun dapat membuat novel best seller. Tak hanya karya pertamanya, namun juga karya yang kedua. Berbicara mengenai best seller, banyak novelis muda Indonesia yang bukan dari lingkungan sastra tapi karyanya terjual laris manis. Sebaliknya, tidak mudah menemukan karya yang dibuat oleh kalangan sastra yang dapat diterima masyarakat luas. Best seller tidaknya karya tidak hanya ditentukan hanya dari novelnya itu sendiri. Banyak kalangan yang berjasa. Di sini bisnis pun bermain. Dengan sedikit taktik karya bisa menjadi fenomenal. Misalnya saja dengan promosi besar-besar di media, launching dengan mengundang artis, atau bisa juga mencari komentator untuk ombustment. Sedangkan dalam novel Andrea, saya lihat murni dari karya. Kelihaian bercerita menjadi kunci kesuksesannya. Kelihaian itu tak serta merta turun dari langit. Lingkungan dan budayanya sangat berpengaruh. Ia orang Belitong, berdarah Melayu. Coba tengok ke belakang. Masyarakat tentu tidak awam dengan sastrawan Melayu seperti Hamka, Marah Roesli, Muchtar Loebis, Iwan Simatupang dll. Jadi wajar jika Andrea pun seperti itu. Orang melayu terkenal pintar bercerita. “Pendidikan di Sumatra itu sangat berbeda dengan di Jawa. Guru di sana seperti seorang teman. Dia hanya bertugas memfasilitasi. Orang Sumatra yang sukses itu bisa sangat sukses Karena cara mendidiknya tadi. Contohnya saja Andrea,” kata Aulia Muhammad dalam diskusi “Membaca Geliat penyair muda” di Fakultas Sastra Undip. Ia seorang pemred suaramerdeka.com yang juga bergelut dalam dunia sastra. Sebagai seorang yang lahir di Sumatra, tentu ia tahu bagaimana sistem pendidikan di sana.

Dalam Laskar Pelangi maupun Sang Pemimpi sebenarnya juga bisa terlihat jelas bagaimana pendidikan di sana. Tak jauh beda dengan yang dikatakan Aulia, Dalam novel Sang Pemimpi, Andrea menjelaskan bagaimana cintanya ia dengan sastra. Itu tak lain karena gurunya. Sang guru mengajarkan sastra sekaligus menghipnotisnya untuk mencintai bidang itu. Ia membuat pelajaran itu penuh dengan kepesonaan. Tak hanya teori yang diajarkan tapi ia membebaskan sang murid pada imajinasi-imajinasinya sendiri. Jadi, benarkah Andrea Hirata Seman benar-benar awam dalam dunia sastra?


Ariel "Peterpan" Main di Film "Sang Pemimpi" 

Banyak kejutan yang dijanjikan oleh sekuel "Laskar Pelangi", yaitu "Sang Pemimpi". Kendati belum menggulirkan reel demi reel film dalam proses shooting, "Sang Pemimpi" diprediksi akan menyusul kesuksesan film pendahulunya, bahkan lebih baik.

Setidaknya, penulis tetralogi novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata, memiliki keyakinan seperti itu. "Setelah membaca naskah yang dibuat oleh Salman, Riri, dan Mira, saya yakin bahwa film ini akan lebih meledak daripada film pertama," kata Andrea, saat ditemui di sela-sela syukuran film "Sang Pemimpi" di Warung Solo, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Kamis (25/6) malam.

Hal itu didasarkan pada pemikiran Andrea, bahwa naskah "Sang Pemimpi" sudah memenuhi empat formula yang dibutuhkan oleh penonton film Indonesia. "Naskah ini memuat empat hal, nilai pendidikan, peran, dan figur seorang ayah, resolusi remaja di masa pubertas, dan pencarian jati diri," kata Andrea.

Untuk itu, ia meyakini bahwa "Sang Pemimpi" bahkan mampu membangunkan minat masyarakat yang sebelumnya tak tertarik menonton film Indonesia. "Ini juga akan menjadi momentum pemecah kebekuan agar semakin banyak orang yang menonton film Indonesia," ujarnya.

Di mata sang penulis, terdapat perbedaan mendasar antara naskah "Laskar Pelangi" dan "Sang Pemimpi". Novel kedua, menurut Andrea, memberikan ruang yang lebih besar dalam proses adaptasi. "Kalau pada buku pertama cenderung susah, karena ceritanya yang kaku, karakternya juga banyak. Untuk memikirkan keseimbangan itu saja sudah menjadi kesulitan tersendiri. Kalau di ’Sang Pemimpi’, karakternya lebih sedikit dan jalannya cerita lebih intens," kata Andrea.

Hal itu juga diakui oleh sutradara "Sang Pemimpi", Riri Riza. Menurut Riri yang sudah menggarap tujuh judul film ini, "Laskar Pelangi" lebih merupakan sebuah fondasi. Tim produksi harus memulai dari nol. "Sekarang fondasinya sudah siap, tinggal bikin cabang-cabangnya," ucap Riri.

Ia juga mengatakan bahwa "Sang Pemimpi" versi film nanti akan kuat pada kisah mengenai proses pencarian jati diri tiga tokoh sentral, yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron. "Di situ juga letak kesulitannya, kita harus memunculkan konflik seperti pubertas, seksualitas, dalam film kedua ini. Berat buat saya membuat film ini masih bisa ditonton oleh pecinta ’Laskar Pelangi’, namun bisa setia pada kisah asli novel sehingga bisa bertutur dengan jujur," kata Riri. Namun, Riri mengaku tak terbebani kesuksesan "Laskar Pelangi". "Saya kan sudah bikin tujuh film, ada yang sukses dan ada yang enggak, jadi saya siap dengan hasil apa pun," ucapnya.

Deretan pemain menjadi satu hal yang cukup menarik dalam "Sang Pemimpi". Bahkan vokalis Peterpan, Ariel, juga akan memerankan tokoh Arai dalam "Sang Pemimpi". Arai sendiri, adalah saudara jauh Ikal, yang bersama Ikal memiliki mimpi meraih pendidikan setinggi mungkin. Arai adalah anak yang kreatif, dan sering kali membuat Ikal takjub dengan ide-idenya yang brilian.

"Ariel dipilih lewat proses casting, bukan karena dia populer. Lagipula kami juga susah melakukan casting ke beberapa aktor, dan kurang sreg, makanya beralih ke musisi," tutur produser "Sang Pemimpi", Mira Lesmana. Ucapan Mira tersebut, juga diperkuat Andrea.

"Pemilihan Ariel sebagai Arai itu sesuatu yang jenius. Di mata saya, dia punya masa depan dalam berakting. Dia punya wajah Melayu, dan kalau tidak salah dia juga orang Sumatra," ucap Andrea, menanggapi tentang dipilihnya Ariel sebagai karakter Arai.

Selain Ariel, musisi yang juga memperkuat deretan pemeran "Sang Pemimpi" adalah Nugie, yang berperan sebagai bapak Balia, guru Ikal dan Arai. Ada pula pemain "lama" yang kembali berakting untuk "Sang Pemimpi", yaitu Zulfani (sebagai Ikal kecil), Mathias Muchus (Ayah Ikal), Rieke Dyah Pitaloka (Ibu Ikal), dan Lukman Sardi (Ikal dewasa). Sementara itu, peran Ikal, Arai, dan Jimbron remaja akan dimainkan oleh pendatang baru asli Belitung yaitu Vikri Septiawan, Ahmad Syaifullah, dan Azwir Fitrianto.

Pembuka Jiffest 2009

"Sang Pemimpi" rencananya akan bertolak ke Belitung pada Senin (29/6), dan memulai proses shooting pada Rabu (1/7). Shooting dari film berbudget Rp 11 M ini dijadwalkan selesai pada 21 Agustus 2009, dilanjutkan dengan proses post-production di Jakarta dan Bangkok. Ada empat lokasi yang menjadi tempat shooting "Sang Pemimpi", yaitu Manggar (di Belitung Timur), Tanjung Pandan, Jakarta, dan Bogor. Film ini akan menghampiri penonton secara serentak pada 17 Desember mendatang.

Kendati belum melakukan proses shooting, "Sang Pemimpi" dipercaya menjadi film pembuka dalam Jakarta International Film Festival (Jiffest) 2009, yang akan digelar 4 Desember mendatang. Dengan demikian, "Sang Pemimpi" akan menjadi film Indonesia pertama yang menjadi film pembuka Jiffest selama sebelas tahun penyelenggaraannya.

"Itu salah satu isyarat bahwa tidak ada keraguan terhadap film ini terhadap kualitasnya. Selama penyelenggaraan Jiffest, kita memang banyak memutar film Indonesia, tetapi baru kali ini yang menjadi pembuka adalah film Indonesia,"

Sang Pemimpi membuat saya kembali bermimpi, setelah membaca novel tersebut secara tidak sadar saya tiba-tiba terinspirasi lalu coba berimajinasi dengan penuh ilusi, Mimpi-mimpi yang dulu mati kembali lagi. Tangan ini seperti tak sabar untuk menulis, dan jiwa ini tak henti untuk menanti sang mentari di pagi hari. Lalu kugoreskan lila sedikit tinta hitam di atas secarik kertas putih.



“Indahnya bermimpi” 

Disini aku menunggu 

Setia menantimu, hingga akhir hidupku 

Kuberharap kau menjadi milikku 

Walau hanya dalam mimpi 

Namun, bagiku berarti 



Indahnya, berkhayal dan bermimpi 

Ilusi dan imaji menembus batas dua dimensi 


Saat ku tiba disana 

Aku bagaikan seorang raja 

Aku disanjung dan dipuja 

Ku tenggelam dalam sebuah istana 

Dan berharap tak kembali 



Di Bawah Lindungan Ka'bah

TUGAS PENULISAN ARTIKEL
DI BAWAH LINDUNGAN KAABAH

Pada hari kedelapan Zulhijjah perintah daripada syeikh kami menyuruh menyiapkan segala keperluan untuk berangkat ke `Arafah, kerana pada hari kesembilan akan wuquf (Berhenti sehari lamanya) di sana. Berangkat itu ialah tiga hari setelah kami menerima surat tersebut.

Akan hal Hamid, bermula menerima surat itu tidaklah berkesan pada mukanya, bahwa dia dipengahruhi oleh isinya, tetapi setelah sehari dua hari, kelihatan ia bermenung saja, bertambah daripada biasa, ketika kami tanyai keadaannya, ia mengatakan, bahawa badannya terasa sakit-sakit. Tetapi oleh kerana pergi wuquf ke `Arafah menjadi rukun daripada pekerjaan haji, tak dapat tidak ia pun mesti ikut ke sana. Maka dipasanglah sakdup-sakdup di punggung unta yang beribu-ribu banyaknya. Bersedia hendak membawa orang haji ke `Arafah itu. Kira-kira pukul empat sore, jemaah-jemaah telah berangkat berduyun-duyun menuju ke `Arafah, jalan sempit dan penuh oleh manusia dan kenderaan berbagai-bagai, ada yang mengenderai keldai, kuda dan unta, tetapi yang paling banyak duduk dalam sakdup iaitu dua buah tandu yang dipasang kiri kanan punggung unta. Saya bersama dengan Hamid menumpang dalam satu sakdup.

Di `Arafah sangat benar panasnya, sehingga ketika berhenti di tempat itu sehari lamanya, kita ingat-ingat akan berwuquf kelak di padang Mahsyar. Setelah matahari terbenam kami kembali menuju ke Mina, berhenti sebentar di Muzdalifah memilih batu untuk melempar "Jumrah" di Mina itu kelak. Setelah berdiam di Mina pada hari yang ke sepuluh, ke sebelas, kedua belas, ketiga belas, bolehlah kembali ke Mekah mengerjakan tawaf besar dan Sai`, setelah itu bercukur, sehabis bercukur baharu disebut "haji".

Pada perhentian besar di Mina itu, orang-orang yang kaya menyembelih korban untuk fakir dan miskin.

Sekarang kembali diceritakan keadaan Hamid. Demamnya yang dibawa dari Mekah bertambah menjadi, lebih-lebih setelah mendapat hawa yang panas di `Arafah itu. Di sana banyak orang yang mati kerana kepanasan. Hamid tak mahu lagi makan, badannya sangat lelah, sehingga seketika berangkat ke Mina ia tiada sedarkan dirinya, demi melihat hal itu, jantung saya berdebar-debar, saya kasihan kepadanya. Kalau-kalau di tempat itulah dia akan bercerai buat selama-lamanya dengan kami, lebih-lebih melihat mukanya yang sangat pucat dan badannya yang sangat lemah.

Setelah selesai penyembelihan besar itu, pada hari yang ke sebelas kami berangkat ke Mekah, yaitu mengerjakan rukun yang agak cepat, tidak menunggu sampai tiga hari. Sebelum mengerjakan tawaf besar itu, lebih dahulu kami singgah ke rumah kami. Kerana penyakit Hamid rupanya bertambah berat, terpaksalah kami mencarikan orang Badwi upahan, yang biasanya menerima upah mengangkat orang sakit mengerjakan tawaf. Sebelum Hamid diangkat ke atas bangku itu, yang diberi hamparan daripada kulit dahan kurma berjalin, khadam syeikh datang terburu-buru menghantarkan sepucuk surat dari Sumatera, setelah kami buka, ternyata datangnya dari Rosnah. Muka Salleh menjadi pucat, jantung saya berdebar-debar membaca isinya yang tiada disangka-sangka, Zainab telah wafat, surat menyusul, Rosnah.

Setelah dibacanya dengan sikap yang sangat gugup Salleh menyimpan surat kawat itu ke dalam sakunya, sambil memandang kepada Hamid dengan perasaan yang sangat terharu.

Tiba-tiba dari tempat tidurnya Hamid kedengaran berkata; "Surat apakah yang tuan-tuan terima? Apakah sebabnya tuan-tuan sembunyikan daripadaku? Adakah ia membawa duka atau khabar suka? Jika ia khabar suka, tidakkah patut saya diberi sedikit saja daripada kesukaan itu? Kalau khabar itu mengenai diri saya sendiri lebih baik tuan-tuan terangkan kepada saya lekas-lekas, tidaklah patut tuan-tuan sembunyikan lama-lama jangan dibiarkan saya di dalam sakit menanggung perasaan yang ragu-ragu."

"Tenangkanlah hatimu, sahabat! Kehendak Allah telah berlaku, ia telah memanggil orang yang dicintaiNya ke hadratNya."

" Oh, jadi Zainab telah dahulu daripadaku?" tanyanya pula.

"Ya, demikianlah, sahabat!"

Mendengar penjawapan itu kepalanya tertekun, ia menarik nafas panjang, dari pipinya meleleh dua titik airmata yang panas.

Tidak beberapa saat kemudian, datanglah Badwi tersebut membawa tandu yang kami pesan, Hamid pun dipindahkanlah ke dalam dan diangkat dengan segera menuju Masjidil-Haram, saya dan Salleh mengiringkan di belakang menurut Badwi yang berjalan cepat itu. Setelah sampai di dalam masjid, dibawalah dia tawaf keliling Ka`bah tujuh kali. Ketika sampai yang ke tujuh kali diisyaratkannya kepada Badwi yang berdua itu menyuruh menghentikan tandunya di antara pintu Ka`bah dengan batu hitam, di tempat yang bernama Maltezam, tempat segala do'a yang makbul. Orang lain tawaf pula berdesak-desak. Dengan sikap sabar orang-orang Badwi mengangkat tandu ke dekat tempat yang tersebut. Hati saya sangat berdebar melihatkan keadaan itu, saya lihat muka Hamid, di sana sudah nampak terbayang tanda-tanda dari kematian. Sampai di sana dihulurkannya tangannya, dipegangnya kesoh kuat dengan tangannya yang telah kurus, seakan-akan tidak akan dilepaskannya lagi. Saya dekati dia, kedengaran oleh saya dia membaca do'a demikian bunyinya:

"Ya Rabbi, ya Tuhanku, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, di bawah lindungan Ka`bah, rumah Engkau yang suci dan terpilih ini, saya menadahkan tangan memohon kurnia.

Kepada siapa lagi yang saya akan pergi memohon ampun, kalau bukan Engkau ya Tuhanku!

Tidak ada suatu tali pun tempat saya bergantung, lain daripada tali Engkau, tidak ada pintu yang akan saya tutup, lain daripada pintu Engkau.

Berilah kelapangan jalan buat saya, saya hendak pulang ke hasrat Engkau; saya menuruti orang-orang yang dahulu daripada saya, orang-orang yang bertali hidupnya dengan hidup saya.

Ya Rabbi, Engkaulah Yang Maha Kuasa, kepada Engkaulah kami sekalian akan kembali….."


Setelah itu suaranya tidak kedengaran lagi; di mukanya terbayang suatu cahaya muka yang jernih dan damai, cahaya keredhaan daripada Ilahi.

Di bibirnya terbayang suatu senyuman dan sampailah waktunya lepaslah ia daripada tanggungan dunia yang amat berat ini, dengan keizinan Tuhannya, di bawah lindungan Kaabah!

Pada hari itu selesailah mayat sahabat yang dikasihi itu dimakamkan di perkuburan Ma`ala yang masyhur.


Tanggapan Saya : 

Pustaka Dini Buku ini sebuah karya kecil Hamka (dari segi saiz) akan tetapi tidak kecil jiwa di dalamnya. Pada saya ini bukan karya Hamka akan tetapi sekadar catatan. Setelah membaca, saya jadi ingin membaca karya-karya tulisan Bung Hamka yang lain. Novel ini merupakan kisah yang diceritakan semula. Kisah pengalaman hidup seorang pemuda yang bercerita kepada penulis. Seorang anak muda yang dibiaya oleh seorang hartawan hingga keperingkat universiti. Akhirnya jatuh cinta dengan anak hartawan tersebut. Namun takdir menentukan gadis yang selama ini terasa seperti darah daging sendiri, bukan jodohnya. Kisah cinta yang dilakarkan dalam novel ini mengingatkan saya kepada sebuah lagi karya Bung Hamka : Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk. Karya Bung Hamka lain yang sempat saya khatamkan ialah Kenang-Kenangan Hidup dan Dari Lembah Kehidupan. Menurut saya karya Bung Hamka kaya dengan filsafat.

Karya Hamza tidak hanya ini, dan saya coba menanggapi karya beliau yang berjudul “di bawah lindungan kaabah”. Ini adalah salah satu novel hamza yang berunsur religi, dimana ia menuliskan cerita tentang ibadah haji. Novel ini termasuk karya sastra lama, dilihat dari bentuk tulisan yang di tuangkan oleh beliau. Hamka pun menulis dengann bahasa yang mudah dicerna nmaun tetap sulit untuk di mengerti. Tak sedikkit banyak kata yang baku keluar dalam tulisannya. Agak sulit bagi saya mengartikan tulisannya, mungkin karena saya orang awam yang baru saja hendak membuat suatu karya.

Novel Lindungan Kaabah telah diadaptasi ke film dan mendapat sambutan yang hebat pada awal tahun lapan puluhan. Saya belum pernah menonton tayangan film tersebut. Sungguh bangga dan senang sekali apabila saya dapat melihat film ini.

Membaca tulisan orang lain atau tulisan sendiri adalah nikmat yang memberi kepuasan terhadap hasil karya yang diilhamkan. Marilah mulai menulis sesuatu yang boleh dijadikan simpanan masa depan agar generasi akan datang tahu apa yang berlaku dalam zaman kita. agar kita juga pembaca lain dapat mengambil iktibar dan manfaat dari pesan yang hendak kita sampaikan. Jangan dinanti-nanti, mulailah menulis dari sekarang. Bermula dengan membaca tulisan orang lain dan kemudian menghasilkan tulisan sendiri. Membaca tulisan sendiri dan menulis pula untuk dibaca oleh orang lain, begitulah imbalannya.

Ada untaian kata dari Hamka yang membuat saya terkagum, yaitu ; “Takut gagal adalah gagal sejati. Takut mati adalah mati sebelum mati. Hidup itu adalah gerak. Gerak itu ialah maju, berjuang dan naik dan jatuh dan naik lagi. Kita tidak akan tahu apa yang terjadi esok. Oleh itu, tidak ada tempuh yang akan terbuang.”

- Dr. Hamka -

Resensi Film 'Perfume'

TUGAS PENULISAN ARTIKEL RESENSI FILM “PERFUME – THE STORY OF MURDERER” 

Manusia pada dasarnya adalah makhluk ciptaan Tuhan yang hidup karena cinta, oleh cinta, dan untuk cinta. Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai merupakan kebutuhan dasar yang seringkali diabaikan oleh manusia itu sendiri karena perbedaan persepsi dan definisi mengenai cinta. Terlepas dari persoalan apakah itu cinta, kebutuhan yang satu ini ternyata mampu mengubah sejarah kehidupan seseorang, masyarakat, bangsa, bahkan dunia, serta mengubah cara pandang seseorang terhadap yang lain. Cinta yang membuat dunia terus berputar selama jantung masih berdetak dan nafas masih berhembus. Dunia yang terus berputar selama Sang Pencipta Dunia menghendakinya.

Kebutuhan akan cinta dimulai ketika seorang anak manusia dilahirkan ke dunia. Yaitu cinta seorang ibu kepada anaknya. Cinta inilah yang tidak didapat oleh Jean-Babtiste Grenouille, seorang bayi laki-laki yang dilahirkan di tempat terakhir yang pernah dibayangkan oleh manusia, tempat terbusuk seantero kerajaan Perancis pada abad kedelapan belas. Kelahiran Grenouille di sebuah kedai ikan yang menebarkan aroma gabungan antara melon busuk dan bekas bakaran kotoran binatang serta amis yang sengatannya mampu menutupi aroma mayat, di musim panas itu, merupakan kelahiran yang kelima kalinya bagi ibunda Grenouille dan tidak diketahui siapa ayahnya. Kelahiran Grenouille di bawah meja jagal ikan yang bercampur dengan darah dan kotoran ikan. Kelahiran Grenouille di balik kerumunan lalat, kotoran, dan kepala ikan. Kelahiran Grenouille yang tidak dikehendaki. Kelahiran Grenouille yang tanpa cinta.

Menjadi yatim piatu sejak bayi, ibunda Grenouille dihukum penggal karena sebelumnya membunuh empat bayi-bayinya, Grenouille kecil menjalani hidup dari satu ibu susu ke ibu susu lainnya. Dari rumah yatim piatu hingga biara. Keanehan yang ada pada dirinya, yaitu Grenouille yang tidak memiliki bau seperti halnya manusia lain, membuat Grenouille terbuang dan mengalami siksaan demi siksaan di dalam tempat tinggalnya. Seperti di rumah Madame Gillard, seorang wanita paruh baya yang mengambil anak-anak tanpa nama asal ada yang bersedia membayar; wanita yang tega menyiksanya sampai mati untuk kesalahan kecil sekali pun.

Grenouille kecil belajar untuk patuh, hari demi hari memendam seluruh energi pemberontakan dan pertentangan, mengubahnya menjadi keinginan tunggal untuk bertahan hidup ala kutu di pohon. Mematuhi dan mengerjakan semua perintah tanpa bertanya, membiarkan dirinya dikunci di lemari, bekerja hingga enam belas jam sehari. Begitulah Grenouille menjalani hari-harinya. Tanpa rasa, tanpa cinta.

Mimpi Grenouille yang sangat didambakannya adalah tetap hidup dan menggenggam secuil kebebasan yang lebih dari cukup untuk bernafas, tanpa tahu alasan mengapa manusia-manusia yang ada di sekitarnya selalu berusaha menyingkirkannya, membuangnya, hanya karena ia berbeda. Grenouille yang tidak sama dengan manusia-manusia lain. Grenouille yang tidak berbau. Grenouille yang ditolak bumi.

Hingga kemudian Grenouille menemukan kenyataan bahwa ia memiliki daya penciuman yang luar biasa. Sebuah anugerah yang dititipkan Sang Pencipta padanya. Hidung Grenouille mampu mengurai berbagai macam bau, mulai dari benda-benda terkecil hingga benda-benda yang letaknya berada dalam radius beberapa kilometer dari tempatnya berada. Hidung inilah yang kemudian membawanya bekerja di rumah Baldini, seorang pengusaha parfum ternama di Paris. Di sana, di tengah berbagai siksaan yang terus menerpa, Grenouille belajar meramu dan membuat berbagai macam parfum dengan aroma yang berbeda-beda. Dan karena kebenciannya pada manusia yang tidak pernah mencintainya membuat Grenouille terobsesi menciptakan parfum terbaik yang pernah ada, yaitu aroma seorang perawan.


Tanggapan : 

Film ini diambil dari sebuah novel karya Patrick Saskind, film ini sungguh berbobot, dengan jalan cerita yang sangat menarik dan membuat siapa saja yang menontonnya penasaran. Mungkin sang sutradara film memliki maksud lain dengan menampilkan adegan yang “jijik & porno”, namun film ini sudah melewati beberapa uji kelayakan film.

Suskind menuturkan kisah ini dengan baik dan amat tidak biasa dengan menuturkan latar belakang psikologi seorang manusia yang tidak pernah mengenal cinta, manusia yang terbuang dan terpinggirkan dari masyarakatnya, dan justru manusia seperti itulah yang diberi anugerah lebih oleh Penciptanya. Anugerah yang bisa menjadi rebutan oleh manusia-manusia lain yang haus oleh ketenaran, popularitas, dan nafsu. Manusia-manusia lain yang berjalan di dalam kegelapan jiwa mereka karena kebodohan dan ketidaktahuan mereka sendiri.

Suskind memaparkan tragedi demi tragedi kemanusiaan di atas panggung bernama kehidupan, dengan pembaca sebagai penontonnya. Dan dengan riset yang sangat baik mengenai aroma dan cara pengolahan parfum, buku ini menjadi cermin latar belakang psikologis mengapa seseorang dapat bertindak seperti Tuhan; mengakhiri kehidupan orang lain. Seseorang yang tidak dicintai hanya karena ia berbeda. Semua, karena satu kata yang mampu mengubah segalanya. Semuanya karena cinta.

Kamis, 06 Januari 2011

Rabu, 05 Januari 2011

Pendidikan Jurnalistik

Pengumpulan Berita

Jenis-jenis Berita

Mengenal Tulisan Jurnalistik: Berita (News)

Media Massa

Pengertian Media Massa
Oleh Asyari Usman

Menulis ilmiah populer di media massa

Menulis ilmiah populerdi media massa
Sebuah catatan pengalaman

Cara Instan Untuk Verifikasi PayPal !