TUGAS PENULISAN FEATURE MENGANILISIS PEMBERITAAN MEDIA TERHADAP GEMPA DI PADANG
Gempa lagi, dan lagi. Indonesia sering dilanda Gempa. Fakta tersebut benar adanya. Lihat saja catatan Peta Gempa skala besar yang pernah terjadi di Indonesia (1992-2009) berikut;
30 September 2009, Gempa bumi Sumatra Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari sesar geser semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia bahkan terasa hingga Kuala Lumpur dan Singapura.
2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
12 September 2007 – Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
6 Maret 2007 – Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas.
27 Mei 2006 – Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
26 Desember 2004 – Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia.
12 Desember 1992 – Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.
Data tersebut belum termasuk gempa-gempa lainnya dalam skala kecil yang mungkin jumlahnya dapat mencapai ribuan kali gempa dalam periode tersebut. Belum lagi jika ditambah dengan data gempa yang terjadi sepanjang masa di Indonesia, tentunya memerlukan puluhan bahkan ratusan halaman untuk mencatatnya, sebut saja satu yang terkenal di antaranya yaitu gempa yang disebabkan letusan Gunung Karatau pada tahun 1883 yang guncangannya luar biasa. (kaskus.com)
Dan saya disini akan mencoba menganalisis gempa yang terjadi di Padang dan selitarnya. Rabu tanggal 30 September 2009 sekitar jam 17.16, gempa bumi berskala 7.6 skala Richter mengguncang beberapa wilayah di Sumatera Barat. Akibatnya Kota Padang porak poranda. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi berpusat di 0.84 Lintang Selatan, 99,65 Bujur Timur, dan berada di kedalaman 71 kilometer dari permukaan laut. Walaupun tidak menimbulkan tsunami, tapi sudah menelan korban jiwa hampir 500 orang dan diperkirakan akan bertambah.
Salah satu lokasi yang begitu banyak menjerat korban adalah di kota Padang, setelah evakuasi, terdapat hampir 197 jiwa korban tewas, 50 korban luka berat, dan 1.570 korban dengan luka ringan. Korban tewas lainnya yang telah terdata masing-masing di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 154 orang, Bukittinggi (7), Pesisir Selatan empat orang dan Kota Solok (2). Sedangkan jumlah total korban luka berat yang telah terdata sebanyak 83 orang, luka ringan 2.094 orang. Jumlah kerusakan bangunan yang telah terdata yakni rusak berat 740 unit, rusak sedang 200 unit dan rusak ringan 1.710 unit. Berikut ini beberapa Kumpulan cerita kepedihan Gempa di Padang Sumatra Barat:
1. Kurang lebih 200 orang terkubur di reruntuhan Hotel ambacang
2. 245 warga hilang Desa Cikabu, Lubuk Kalung, Padang Pariaman
3. Rintihan minta tolong di bawah reruntuhan Hotel ambacang
4. Puluhan mahasiswa STBA Prayoga tertimbun reruntuhan bangunan
5. 400 Orang Terkubur Hidup-hidup pada Pesta Pernikahan Dusun Pulau Aia, Kecamatan
Tandikek, Kabupaten Padang Pariaman. Semoga mereka di beri ketabahan dan kesabaran dalam menjalani cobaan ini.
Begitu banyak korban dan kerugian yang di alami oleh bangsa kita. Namun, tak sedikit para relawan yang membantu turun ke lapangan untuk membantu korban bencana gempa di padang, tidak hanya warga Indonesia, banyak pula bala bantuan yang di berikan dari luar. Selain bantuan non material, banyak juga bantuan material berupa pangan, obat-obatan dan juga uang tunai. Walaupun masih butuh banyak lagi bala bantuan. Banyak korban yang belum bisa menjalankan kehidupan normal mereka seperti biasa yang diakibatkan depresi, dan tidak sedikit pula yang menderita kelaparan. Para korban gempa masih menghuni tenda-tenda darurat di wilayah mereka masing-masing. Mereka semua masih perlu begitu banyak uluran tangan kita para saudara yang masih di berikan kebruntungan. Selain dari itu, pemerintah pun seharusnya cekat, sigap dan cermat dalam memberikan bantuan terhadap mereka. Media pun lebih banyak menyorot korban bencana gempa di daerah kota, padahal banyak daerah kecil yang terkena gempa dan bantuan pun sulit menjangkau tempat tersebut untuk memberikan bantuan.
Dari data diatas, kita dapat melihat begitu banyak korban jiwa pada musibah ini dan tidak sedikit pula menimbulkan beberapa spekulasi. Makin banyak masyarakat mengira bencana di Indonesia diakibatkan oleh polah manusia itu sendiri, dan tidak sedikit pula para ulama menjawab sebab-akibat bencana yang sering melanda Indonesia.
Dilihat dari perspektif agama, bencana gempa memang di singgung dalam Al-Qur’an. Setidaknya ada dua ayat dalam Al Quran yang langsung menyatakan tentang bencana gempa bumi. Bunyinya demikian: Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan merekapun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka (Al Quran Surat Al A’raf ayat 78 dan ayat 91). Ayat tersebut saya kira lebih tepat jika hendak mengaitkan Gempa Bumi di Padang yang baru lalu dan gempa bumi lain yang pernah terjadi di Indonesia, atau bahkan gempa bumi yang pernah terjadi di seluruh dunia dari dulu hingga sekarang.
Ayat di atas mengkisahkan umat Nabi Sholih yang dikenal dengan Kaum Tsamud dan umat Nabi Syu’aib yang dikenal dengan Penduduk Madyan yang bengal dan mengingkari Risalah Kenabian yang mereka bawa sebagai Utusan Allah SWT hingga Allah SWT menurunkan bencana gempa bumi. Peristiwa ribuan tahun yang lalu direkam oleh Al Qur’an, jauh sebelum manusia modern mengenali penyebab gempa bumi sebagai akibat bertumbukkannya lempeng bumi.
Dilihat dari sudut pandang geografis, Indonesia adalah salah satu Negara yang rawan terjadinya bencana alam, salah satunya adalah gempa bumi. Wilayah Indonesia berada di lokasi yang sangat unik, berada dalam sabuk ‘Ring of fire’ yang terkenal yaitu deretan gunung berapi aktif yang membentuk lingkaran di seputar samudera Pasifik dan Indonesia merupakan pertemuan lempengan dunia yang terus bergerak dan bergesekan untuk mencari keseimbangan.
Jika kemudian sampai hari ini gempa bumi masih terus terjadi, rasanya kita tidak cukup jika hanya merenungkannya. Sebab merenung cenderung pasif. Akan lebih baik jika dibarengi dengan tindakan yang nyata. Seperti apa? Membangun diri dan keluarga agar siaga terhadap bencana dengan tetap menjaga kualitas aqidah yang kita miliki. Sehingga kalaupun kita harus menjadi korban meninggal akibat bencana gempa bumi misalnya, kita tetap teguh dalam aqidah dan keimanan kita.
Entah mengapa sekalipun Indonesia sama rawannya dengan Jepang terhadap ancaman bencana gempa bumi, tetapi seakan-akan kita tidak pernah mendapat pelajaran dari bencana-bencana yang telah lalu. Setelah gempa-tsunami Aceh dan Nias 2004 – 2005, kita sudah diberi pelajaran ilmu alam kembali oleh gempa Yogyakarta – Jateng dan Pangandaran. Sayangnya ujian ilmu alam kita tidak pernah lulus. Untuk itulah kita patut belajar dari negara lain yang telah sukses menerapkan tanggap yang tepat dalam menghadapi bencana gempa bumi. Jepang, Nepal atau Chile adalah beberapa negara yang berhasil mendidik masyarakatnya untuk awas ketika bencana gempa bumi datang melanda.
Pemerintah seharusnya mempersiapkan segalanya dalam mengantisipasi datangnya bencana gempa bumi yang hingga saat ini masih sulit diramal kedatangannya itu. Penataan ruang dan kode bangunan wajib dilaksanakan di kota-kota yang dinilai rawan bencana gempa bumi. Selain itu, ketika terdapat ketelanjuran perkembangan kota yang tidak siap menghadapi bencana gempa bumi, maka mempersiapkan ketahanan masyarakat yang waspada terhadap bencana gempa bumi adalah jalan keluar yang bisa mengurangi dampak bencana.
Sosialisasi membuat meja yang kuat atau kiat-kiat berlindung ketika di dalam rumah, di luar rumah atau di tepi pantai dan di bawah tebing, harus sudah dirancang dalam bentuk brosur, buklet atau poster yang dibagikan terus-menerus setiap tahun. Pengarahan, pelatihan dan simulasi tanggap bencana harus sudah mulai dirancang dan dilaksanakan. Ketika pemerintah kita terbukti gelagapan dengan penanganan pasca-bencana yang datang susul menyusul, mengapa masyarakat tidak disiapkan untuk tanggap pra-bencana ? mungkin setelah bencana di Padang, pemerintah tanggap akan gempa, dengan banyak menyiarkan siaran waspada gempa di beberapa media. Semoga saja untuk kedepannya tidak banyak korban jiwa apabila terjadi bencana alam.
Subhanallah, Sungguh di balik semua kejadian ada hikmah di balik semua itu. Begitupun gempa yang meluluhlantakkan Kota Padang dan sekitarnya. Jika kita telusuri waktu terjadinya gempa Padang, berdasar catatan waktu kejadian yang dilansir Kompas, 1 Oktober 2009 bahwa gempa pertama terjadi pada pukul 17.16 WIB. Sedangkan gempa susulan terjadi pada pukul 17.38. Saudara, marilah sejenak kita cermati dalam Al Qur'an. Jam menunjukkan nama surat, dan menit menunjukkan ayat. Jika kebetulan Al Qur'an terjemahan yang dilihat adalah terbitan Asy Syamil maka akan jelas alur pesan-pesan Illahi tersebut. Dalam sudut pandang kausalitas, sebab-akibat, waktu gempa pertama menunjukkan Akibat (QS. 17:16) dan waktu gempa susulan menunjukkan Sebab (alasan terjadi)--(QS. 17:38). Dalam Surat Al Isra' ayat 38 ini pada catatan kaki, diterangkan uraian-uraian "kejahatan" manusia yang kita sadari wujud dan intensitasnya makin sering kita temui di tengah masyarakat kita. Ala kulihal, marilah kita renungkan pesan Illahi tersebut. Mengapa Padang? Saya yakin, mereka para korban baik yang meninggal maupun keluarga yang ditinggalkan adalah pihak-pihak yang dipilih Allah. Mereka adalah orang-orang yang kuat, tabah dan sabar. Allah tidak akan menimpakan cobaan melebihi kemampuan umat-Nya. Semoga mereka semua korban bencana gempa di Padang di berikan tempat yang paling indah oleh Allah SWT, sepadan dengan amal perbuatan mereka.
Akhir kata, mari kita doakan mereka yang telah menjadi korban dan bangun solidaritas sekemampuan kita. Semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar