Mengenal Fikom Jurnalistik

Lalu apa itu Jurnalistik? Pengertian Jurnalistik atau Jurnalisme adalah suatu bidang kajian dari ilmu komunikasi itu sendiri, jurnalistik berasal dari kata journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar.

Sarjana Muda Mati Gaya?

Hal apa yang membuat banyak sarjana muda mati gaya? Mungkin perencanaan yang kurang matang membuat mereka kurang sadar dengan gelar kesarjanaannya.

Bagaimana Kata-Kata Merubah Dunia?

Banyak hal yang bisa dilakukan dengan merangkai kata menjadi kalimat dan mencoba sesuatu yang dapat merubah dunia, buta huruf adalah salah satu contoh nyata.

Revolutions Design Indonesia

RDSGN (di baca R Design) adalah sebuah tim untuk pembuatan desain grafis di Bandung. Setelah masing-masing dari kami mencari pengalaman dengan beberapa perusahaan dan kesempatan bertemu dengan banyak kategori client membuat kami sadar akan sebuah perbedaan selera yang tidak bisa dirubah.

RDSGN | REVOLUTIONS DESIGN

R Design adalah singkatan dari Revolution Design (revolusi desain), karena banyaknya nama R Design dengan latar belakang yang berbeda antara yang satu dan yang lain membuat kami memberikan sedikit perbedaan dalam segi penulisan (RDSGN) yang berfungsi sebagai pengingat nantinya.

Minggu, 26 Juni 2011

Delik Pers

Pasal-pasal Delik Pers Dalam KUHP 
Dikutip dari: www.dewankehormatanpwi.com 

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA

Kebebasan Pers identik dengan kebebasan berkomunikasi, kebebasan menyampaikan aspirasi tanpa mengetahui etika yang berlaku. Segala sesuatu dibebaskan bukan berarti di amin kan, hal ini tidak seperti hari bebas tembakau, dimana seluruh manusia di bumi ini tidak boleh merokok. Pada kebebasan pers yang telah di rekomendasikan oleh (Alm) Abdurahman Wahid pada saat itu, pers di indonesia sudah mengalami kebablasan pers, bukan bebas lagi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka atau mungkin sengaja. 

Untuk lebih lanjut anda bisa mendownload Delik Pers Dalam KUHP, disana terdapat banyak pasal yang menyangkut dengan hal-hal apa saja yang dilarang bagi insan pers dan masyarakat tentunya.


Download File :

Car Free Day in Sunday

Bandung, Indonesia.

Hari ini minggu adalah hari dimana para keluarga bersantai, tidak sedikit dari mereka adalah para pegawai kantoran yang sibuk dengan rutinitas yang padat. Namun berbeda dengan di bandung, tepatnya jalan Ir. H. Juanda hingga ke jalan Merdeka. Disini banyak orang-orang datang untuk berolahraga, terutama yang memiliki sepeda. Mereka berbondong-bondong datang ke Car Free Day (CFD) untuk berolahraga dan menikmati hiburan musik dari para band pendatang baru. Car Free Day (CFD) adalah hari bebas polusi kendaraan bermotor yang dimulai dari pagi hari hingga siang hari.

Acara Car Free Day ini sangat diminati oleh masyarakat setempat, disamping dapat berolahraga dengan nyaman mereka pun dapat bersantai sejenak dengan adanya perform Band. Band yang mengisi pada acara ini kebanyakan adalah band-band pendatang baru yang mencoba unjuk gigi demi tercapainya sebuah promosi. Hal ini sangat positif, Seperti halnya Mendi, salah satu pengguna sepeda yang setiap minggunya datang ke CFD ini merasa terhibur dengan band di CFD ini. “menurut saya, bagus sekali di setiap CFD bisa menampilkan perform band, karena saya juga merasa terhibur main sepeda disini diiringi dengan lagu”. Namun ia lebih berharap akan ada band-band papan atas yang tampil di acara CFD.

Dari banyaknya pengunjung yang antusias dengan penampilan band ada juga yang kurang anstusias dengan acara tersebut. Seperti Agil, salah satu pengunjung CFD ini kurang setuju dengan diadakannya band ketika CFD ini. Ketika diwawancarai disela-sela waktu istirahatnya, “saya kurang setuju dengan adanya panggung dan band. Lagian juga band nya saya ga tau siapa, jadinya males nontonnya juga”, katanya.

Acara Car Free Day ini memang cukup singkat, namun sangat bermanfaat bagi sebagian masyarakat di bandung. Semoga akan lebih banyak lagi acara seperti ini, bebas polusi dan mencoba pola hidup yang sehat dengan rajin berolahraga. Mungkin acara ini akan menjadi budaya bagi orang kebanyakan dan menjadi contoh positif bagi msyarakat indonesia lainnya.

Sambal Bu Imas dan Keripik Ema Icih

Sambal Bu Imas Tetap jagonya dibanding Keripik Ema Icih 

Kuliner Lada ti Bandung
Sedikit menelusuri kuliner di kota Bandung, ibukota jawa barat ini punya segudang kuliner yang sangat luar biasa. Tidak heran banyak wisatawan maupun penduduk luar bandung yang sengaja mampir hanya untuk menikmati nikmatnya kuliner di kota ini. Tepat di depan ITC Kebon Kelapa Bandung, ada sebuah warung makan yang konon memiliki menu andalan sambal yang sangat dasyat. Kali kami ingin mencoba mencicipi sambal di warung Bu Imas.

Tak lengkap rasanya bila anda berkunjung ke bandung tanpa mengunjungi warung Bu Imas. Menu hidangan yang disajikan disini adalah masakan sunda yang dihidangkan dengan lalab segar. Harganya pun relatif murah bagi saku anda. Hanya dengan merogoh kocek Rp. 15.000 anda dapat menikmati ayam goreng, tahu, tempe dan lalab ditambah dengan sambal yang sangat dasyat dan akan membuat lidah para penikmatnya bergoyang.

Beralih sejenak dari sambal Bu Imas, ada lagi kuliner yang membuat lidah anda akan semakin bergoyang. Keripik Ema Icih, keripik pedas atau keripik setan (kebanyakan orang menyebutnya) akan membuat mata anda berkaca-kaca. Nama Ema Icih sudah tidak asing lagi ditelinga kita, keripik yang dibuat memiliki tingkat kepedasan yang berbeda tergantung dari selera konsumen.

Bu Imas dan Ema Icih seakan menjadi trademark bagi hot kuliner di bandung. Tidak sedikit orang yang banyak meniru hidangan sambal pedas dari Bu Imas dan Keripik dari Ema Icih. Apabila dibandingkan, keduanya cukup memiliki ciri khas yang berbeda. Dari banyaknya penggemar makanan pedas, masyarakat lebih memilih sambal Bu Imas ketimbang dengan Ema Icih, hal ini deisebabkan karena rasa dari sambal Bu Imas yang tidak hanya mengelurkan rasa pedas saja, namun sambalnya yang gurih dan aromanya yang wangi membangkitan selera. Berbeda dengan keripik Ema Icih yang hanya mengeluarkan rasa pedas yang begitu pekat. Namun keduanya akan berdampak sama bagi para konsumen, yakni keluar-masuk toilet.



Hari Kebangkitan Nasional

Hari Kebangkitan Nasional Hanyalah Ucapan Selamat Ulang Tahun 

Bandung, 20 Mei 2011 tepatnya di Asia Afrika Reading Club (AARC). LPPMD Unpad mengadakan Seminar memperingati Hari Kebangkitan Nasional berjudul “Peran Pendidikan dalam Membangun Karakter Bangsa”. Karakter yang diadakan di Ruang Audiovisual, Gedung Asia-Afrika. Seminar ini mengundang pembicara Oky Syeiful Rahmadsyah Harahap dari Yayasan Edukasi Sosial Indonesia dan Hermawan “Adew” Wahyudin dari AARC.

Seminar ini diadakan untuk pembangunan karakter bangsa sekaligus memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Seperti yang diutarakan Oky, peserta didik atau seseorang pada umumnya harus menyadari untuk menjadi yang berbeda. Di mana yang paling istimewa adalah menjadi dirinya sendiri. Ditambahkan juga bahwa orang yang besar adalah orang yang berani bertaruh besar.

Dilain pihak, Hermawan menambahkan, para generasi muda yang menjadi peserta didik haruslah memiliki idola. Hal ini dianggap sangat penting untuk membentuk karakter para penerus bangsa karena bisanya mereka anak remaja mengikuti pola hidup atau kebisaan yang dilakukan idolanya, apabila mereka memiliki idola yang baik tidak menutup kemungkinan mereka akan tebentuk sebagai generasi yang baik.

Pada jaman perjuangan dahulu tepatnya 20 Mei 1908 (Berdirinya Boedi Oetomo) Kebangkitan Nasional di kumandangkan bukan hanya ceremonial atau pemanis semu saja namun untuk berjuang merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Berbeda dengan akhir-akhir ini, Sudah berkali-kali bangsa ini memperingati Hari Kebangkitan Nasional ternyata itu masih lebih sebatas ceremonial semata. Bagaimana Hari Kebangkitan Nasional hanya menjadi sebuah perayaan layaknya perayaan ulang tahun, dimana hanya ada ucapan dan hadiah.

Tidak ada kesadaran diri dari para generasi muda, mereka hanya mencoba mengingat kapan dan dimana kejadian itu berlangsung, tapi mereka tidak mencoba mengingat kembali kenapa dan bagaimana kejadian itu (Hari Kebangkitan Nasional) bisa terjadi.

Sembilan Elemen Jurnalistik

BILL KOVACH 

Sembilan Elemen Jurnalisme Bill Kovach : 



1. Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran

2. Loyalitas utama jurnalisme adalah pada warga Negara

3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi

4. Jurnalis harus menjaga independensi dari obyek liputannya.

5. Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari kekuasaan.

6. Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling-kritik dan menemukan kompromi.

7. Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan.

8. Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional.

9. Jurnalis harus diperbolehkan mendengarkan hati nurani personalnya.


Bill Kovach adalah Jurnalis Amerika, mantan kepala biro Washington New York Times , mantan editor Atlanta Journal-Constitution, dan penulis buku populer, The Elemen Jurnalisme. Lahir tahun 1932 di Timor Tennessee dari Albania orangtua, Kovach direncanakan kuliah setelah pergi ke sekolah pascasarjana di biologi kelautan. Setelah empat tahun di Angkatan Laut Amerika Serikat, pekerjaan musim panas di Johnson City Press Chronicle di Johnson City, Tennessee membujuknya untuk masuk ke dalam jurnalisme.

Kovach menutupi gerakan hak-hak sipil, politik dan kemiskinan Appalachian untuk Nashville Tennessee dari 1960 ke 1967. Pada 1965, ia terlibat dalam perkelahian untuk akses publik ke badan legislatif, ketika ia menolak untuk meninggalkan sidang komite berikut panggilan untuk sesi eksekutif. Senat negara bagian mengeluarkan resolusi yang mencabut hak istimewa lantai. The Tennessee dan editor John Seigenthaler, Sr memimpin melawan sukses untuk membuka ruang legislatif.

Setelah Kovach menghabiskan setahun di Universitas Stanford pada persekutuan jurnalisme, Scotty Reston dari The New York Times biro Washington disewa Kovach di 1968, dan Kovach menghabiskan 18 tahun di sana, termasuk menjabat sebagai kepala biro Washington-nya.

Setelah masa jabatan dua tahun menggelora sebagai editor dari Atlanta Journal-Constitution, ketika stafnya memenangkan dua Pulitzer dan finalis untuk beberapa yang lain, Kovach pindah ke Universitas Harvard di 1989 sebagai sesama, kemudian kurator, dari Yayasan Nieman untuk Jurnalistik.

Dia pensiun dari Harvard pada 2001 dan kembali ke Washington, di mana dia konselor senior kepada Proyek untuk Keunggulan dalam Jurnalisme. Beliau juga menjabat di fakultas Sekolah Jurnalisme Missouri. (sumber; http://en.wikipedia.org/wiki/Bill_Kovach) 

Apa Itu News Value

Pengertian News Value ? 

News Value diartikan nilai berita. Dalam menuliskan sebuah berita, peristiwa atau kejadian pasti memiliki nilai berita. Oleh sebab itu, peristiwa atau kejadian tertentu di angkat ke sebuah media karena berita tersebut memiliki nilai berita bagi publik.


Nilai berita 

Nilai berita adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah kejadian cukup penting untuk diliput. Adasejumlah faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita, di antaranya :

Kedekatan (proximity). Ada dua hal tentang kedekatan. Pertama dekat secara fisik dan kedua, kedekatan secara emosional. Orang cenderung tertarik bila membaca berita yang peristiwa atau kejadiannya dekat dengan wilayahnya dan juga perasaan emosional berdasarkan ikatan tertentu.

Ketenaran (prominence). Orang terkenal memang sering menjadi berita. Seperti kata ungkapan Barat, Name makes news. Bintang film, sinetron, penyanyi, politisi ternama seringkali muncul di koran dan juga televisi.

Aktualitas (timeliness). Berita, khususnya straight news, haruslah berupa laporan kejadian yang baru-baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan.

Dampak (impact). Sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat luas memiliki nilai berita yang tinggi. Semakin besar dampak tersebut bagi masyarakat, semakin tinggi pula nilai beritanya.

Keluarbiasaan (magnitude). Sebenarnya hampir sama dengan dampak, namun magnitude di sini menyangkut sejumlah orang besar, prestasi besar, kehancuran yang besar, kemenangan besar, dan segala sesuatu yang besar.

Konflik (conflict). Berita tentang adanya bentrokan, baik secara fisik maupun nonfisik, selalu menarik. Misalnya bentrokan antar manusia, manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa, etnik, agama, kepercayaan, perang dsb.

Keanehan (oddity). Sesuatu yang tidak lazim (unusual) mengundang perhatian orang di sekitarnya. Orang yang berdandan esktrentrik, orang yang bergaya hidup nggak umum, memiliki ukuran fisik yang beda dengan yang lain pada umumnya, dsb cenderung jadi berita yang bernilai tinggi.


Yang mengandung unsur human interest : 

Ketegangan (Suspense) – Apa keputusan yang akan dijatuhkan dalam pengadilan kasus pembunuhan sadis itu?

Keanehan/Ketidaklaziman (Unusualness) – Seorang wanita melahirkan bayi kembar lima.

Minat pribadi (Personal Interest) – Gaun sekarang ada yang tidak perlu disetrika sehabis dicuci.

Konflik (Conflict) – Umumnya manusia memberi perhatian pada konflik: perang, kriminalitas atau olahraga atau persaingan dalam bidang apa pun karena di dalamnya terkandung unsur konflik.

Simpati (Sympathy) – Seorang bocahkehilangan ketiga kakak dan kedua orang tuanya pada musibah Tsunami di Aceh.

Kemajuan (Progress) – Suatu vaksin pencegah AIDS tengah di kembangan di Prancis.

Seks (Sex) – Seorang aktor menggugat cerai istrinya yang juga artis karena selingkuh dengan ketua salah satu partai.

Binatang (Animals) – Seekor anjing menyelamatkan majikannya yang buta dalam suatu peristiwa kebakaran.

Humor (Humor) – Seorang politisi berpidato satu jam di mimbar tanpa menyadari mikrofonnya itu mati.


Kenapa Foto Berita Harus Ada Caption ? 

Caption adalah kalimat atau kata-kata yang menjelaskan isi atau keterangan yang ada di dalam foto tersebut berkaidah 5 W + 1 H. Tidak semua elemen di dalam visual foto dapat menjelaskan secara informatif, seperti lokasi, kapan foto dibuat, siapa di dalam foto tersebut. Maka penjelasan secara rinci dan detil, ditulis dalam keterangan foto.

Jadi, caption di dalam foto berita adalah untuk menjelaskan dan memberikan keterangan persitiwa atau kejadian yang ada di dalam foto tersebut kepada para pembaca.


Perkembangan Foto di Media 

Perkembangan foto berita / jurnalistik pada saat ini sudah sangat berkembang pesat. Karena foto berita juga sebagai pendukung visual (gambar) terhadap sebuah kejadian atau peristiwa. Jadi, peranan foto berita terhadap sebuah berita sangat berpengaruh bagi media dan pembaca.

Pengaruh Media Massa Televisi

Pengaruh Media Massa Televisi Terhadap Masyarakat

Hingga saat ini televisi masih menjadi “juara bertahan” sebagai media massa yang paling banyak digunakan, khususnya di Indonesia. Pemakaian televisi sudah menjadi budaya dan menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Tak heran, meskipun saat ini program-program televisi sudah tidak menarik lagi, eksistensi media ini tetap bertahan. Sebagai salah satu “sesepuh” media massa, televisi masih tetap tetap eksis dan tidak kehilangan penonton setianya.

Selasa, 21 Juni 2011

Karakteristik Media Televisi

Karakteristik media televisi secara menyeluruh.



Berikut ini adalah penjabaran unsur-unsur tersebut. 

SISTEM 

Jaringan/Owner and operated/Independen

PENGUASAAN 

Pemerintah/Publik/Swasta

SIFAT SIARAN 

Politis/Sosial-Kultural/Komersial

CAKUPAN SIARAN 

Lokal/Nasional/ regional

Global/ internasional

PENDANAAN 

Pajak
Fee/ iuran kepemilikan tvset

Iklan
Sumbangan filantropi
(Baca Selengkapnya)

Pengaruh Media Televisi

Pengaruh Televisi Terhadap Masyarakat 

Saat televisi diciptakan untuk pertama kalinya, penciptanya tidak pernah membayangkan bahwa alat yang dirancangnya akan menjadi alat yang luar biasa pengaruhnya bagi peradaban dunia. Tulisan ini menuturkan sejarah terciptanya televisi, perkembangannya di dunia bahkan di Indonesia serta peran televisi pada kondisi dan situasi budaya dan politik akhir-akhir ini.

Pernah ditulis dalam rubrik opini koran kompas tentang budaya membaca, dimana dalam rubric tersebut penulis mengatakan di Amerika sekarang ini terjadi pergeseran dari budaya membaya menjadi budaya lisan. Orang lebih suka menonton acara TV dari pada membaca. Ini belum termasuk pengaruh dari internet. Tetapi setidaknya di Amerika pernah mengalami masa budaya membaca, dimana minat untuk membaca masyarakat disana sangat tinggi. Bagaimana dengan Indonesia?

Siaran televisi pertama di Indonesia ditayangkan pada tanggal 17 Agustus 1962 bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Siaran tersebut berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 waktu Indonesia bagian barat untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Televisi Republik Indonesia (TVRI) baru melaksanakan siaran secara kontinyu 24 Agustus 1962. Liputan perdananya adalah upacara pembukaan Asian Games ke IV di Stadion Utama Senayan Jakarta. Saat ini siaran televisi di Indonesia telah dapat menjangkau di duapuluh tujuh propinsi di seluruh Indonesia berkat pemanfaatan satelit Palapa (yang mampu pula menjangkau wilayah Asean).

Sebagai contoh ketangguhan media televisi adalah ketika Perancis menjadi tuan rumah dalam ajang pertarungan sepakbola antar negara. Berkat televisi pembicaraan tentang sepakbola menjadi semakin meriah. Media massa yang paling komunikatif dalam menayangkan pesta dunia ini hanyalah televisi. Selain itu masih banyak lagi kejadian di dunia yang terasa lebih nyata dengan adanya televisi.

Orde Baru pada masa-masa Pemilu yang selalu penuh rekayasa itu, juga selalu memanfaatkan televisi dalam trik-trik politiknya. Melalui media televisi, Orde Baru membangun citra-citra yang mampu mengantar rakyat menilai negatif saingan-saingan politiknya. Televisi mampu membangun opini masyarakat lewat tayangannya berkali-kali. Sebagai contoh, Orde Baru selalu menayangkan kampanye-kampanye partai politik saat itu dalam latar belakang atau kondisi-kondisi rusuh. Kampanye Partai-partai politik saat itu selalu disertai suasana-suasana kekerasan, kerusuhan dan kebrutalan-kebrutalan sehingga mampu membangun opini publik bahwa partai-partai tersebut identik dengan kerusuhan. Citra negatif tersebut terbangun selama masa-masa kampanye akibat gencarnya televisi menyiarkan pemberitaan yang tidak berimbang dan sepihak.

Tanpa disadari oleh pemirsa, bahwa telah terjadi suatu indoktrinasi oleh media televisi pada dirinya melalui iklan, program-program dan informasi beritanya. Manusia telah dikondisikan untuk haus akan tayangan-tayangan televisi, masyarakat saat ini telah menjadi suatu masyarakat tayangan. Ritme-ritme kehidupannya telah diatur oleh program-program tayangan dengan semua yang menyertainya. Harus disadari bahwa pola-pola ini membuktikan keberhasilan suatu wacana kapitalisme. Program-program tayangan pertandingan sepakbola yang ditayangkan pada dinihari telah merubah ritme hidup manusia pemirsanya, yang rela untuk bangun pada dinihari untuk menyaksikan tayangan bola yang berada di Italia atau Inggris. Pada saat yang demikian, para kapitalis telah meramu pola-pola bagaimana menjaring konsumen bagi pemasaran produk-produknya, lewat kostum yang dipakai para pemain bola, sepatu bola yang digunakan para idola kaum muda. Iklan-iklan yang bertebaran di pinggir lapangan hijau, tayangan iklan yang mensponsori acara tersebut sampai kuis-kuis yang ditawarkan, mengantar kaum kapitalis menjaring mangsanya.

Arthur Kroker dan David Cook mengatakan bahwa sifat totalitas televisi telah menjadikannya sebagai satu bentuk kekuasaan dalam suatu komunitas (dalam Piliang 1998). Citra-citra yang ditawarkan televisi telah membentuk ketidak-sadaran massal, bahwa telah terjadi pembentukan diri melalui televisi. Penonton dibentuk berdasarkan relasinya dengan obyek-obyek dan reaksinya terhadap obyek tersebut. Dikatakan oleh Piliang bahwa citraancitraan yang mengalir melalui iklan untuk meng-indoktrinasi massa. Didalam bahasa pertelevisi-an “Berlian” adalah abadi, sabun Lux mencitrakan kecantikan, wes-ewes-ewes bablas angine adalah kesehatan dan minum bir adalah persahabatan.

Sumber:
Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta, 1996
pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/.../41033-6-267397363570.doc
Makalah Jaringan Komunikasi, Unisba 2011

Etika Dalam Media Online

Cyber Media 

Perkembangan media online yang tumbuh pesat, hal ini diakibatkan oleh beberapa produsen raksasa sedang bersaing gadget. Hal ini mempengaruhi ringkat konsumen di Indonesia, tehitung sejak awal diuncurkannya smartphone dan gadget maningkat drastic di Negara ini. Hal ini sangatlah mempengaruhi dunia industry maya atau yang sering disebut cyber. Situs jejaring sosial menambah daftar fitur online yang sangat diminati oleh masyarakat pada umumnya.

Sehubungan dengan semakin pesatnya media online, belakangan ini membuat Dewan Pers berinisiatif membuat sebuah regulasi etika yang khusus mengatur gerak-gerik pelaku jurnalisme online. Kode etik jurnalistik yang sudah ada dinilai belum mengatur soal media online. Perlunya kode etik tersendiri bagi media online untuk memberi rambu-rambu yang lebih sesuai dengan karakter media online yang membutuhkan kecepatan penyebaran berita. "Misalnya ada berita yang harus tayang, tapi belum ada keterangan konfirmasi dari narasumber, itu kalau dinaikkan harus ada disclaimer di bagian bawah berita bahwa ini belum ada konfirmasi. Atau ada alternatif lain yang bisa dilakukan.

Delik Pers dalam KUHP

Delik Pers 

Pers, kata yang identik dengan wartawan, kamera, pemberitaan, bahkan acara infotainment. Pers di Indonesia mengalami dinamika yang panjang. Mulai dari perannya sebagai corong informasi publik, alat kontrol kebijakan pemerintah, media pengaduan masyarakat, media kampanye, sarana penghimpun bantuan kemanusiaan dan lain-lain, termasuk adanya pemukulan terhadap wartawan atau sebaliknya pemberitaan pers yang mencemarkan nama baik seseorang.

Dari barbagai dinamika pers di atas, satu hal yang menarik dan selalu menjadi masalah bahkan mungkin momok yang menakutkan bagi dunia pers adalah delik pers yang katanya identik dengan upaya pengekangan kebebasan pers. Kebanyakan delik pers dimulai dari pengaduan pihak yang merasa dirugikan atas sebuah pemberitaan kepada pihak yang berwajib dengan menggunakan pasal "pencemaran nama baik" dalam KUHP. Hal inilah yang dinilai kalangan pers sebagai kriminalisasi terhadap pers, dimana menggunakan ketentuan KUHP, padahal sudah ada UU No 40/1999 tentang Pers.


a. Delik Kebencian: 

Permusuhan, Kebencian atau penghinaan terhadap Pemerintah, pasal 154 dan 155.

Pernyataan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan golongan, pasal 156 dan 157


b. Delik penghinaan: 

Penghinaan terhadap penguasa atau badan umum (XI) : Barang siapa dengan sengaja di muka umum dengan lisan atau tulisan menghina suatu penguasa atau badan umum yang ada di Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. (pasal 207)

Penghinaan Terhadap Presiden dan Wakil Presiden.

1. Pasal 134 : Penghinaan dengan sengaja terhadap Presiden dan Wakil Presiden diancam dengan pidana paling lama enam tahun, atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

2. Pasal 134 dan 135


c. Delik Penyebaran Kabar Bohong: 

Pemberitaan Palsu

(1). Barang siapa dengan sengaja mengajukan pengaduan atau pemberitahuan palsu kepada penguasa, baik secara tertulis maupun untuk dituliskan, tentang seseorang sehingga kehormatan atau nama baiknya terserang, diancam karena melakukan pengaduan fitnah, dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

(2) Pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 No. 1-3 dapat dijatuhkan. (Pasal 317)


d. Delik Kesusilaan: 

Pelanggaran kesusilaan (XII) :

(3) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam ayat pertama sebagai pencarian atau kebiasaan, dapat dijatuhkan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atas pidana denda paling banyak tujuh puluh lima ribu rupiah. (Pasal 282)


e. Pertangungjawaban Pers: 

- Hak Jawab dan Hak Koreksi dalam UU Pers yang kurang jelas diatur baik dalam substansi pasal-pasalnya maupun penjelasan mengakibatkan adanya pendapat yang pro dan kontra sebagai tindak lanjut penyelesaiannya secara hukum di pengadilan negeri. Hak Jawab dan Hak Koreksi tersebut sebenarnya merupakan pokok materi yang sangat terkait dengan pengertian delik pers yang mengarah pada Trial by Press maupun pertanggungjawaban pidana Perusahaan Pers.

- Delik pers yang harus memperhatikan faktor intern seperti investigasi, verifikasi,check and balances, dan cover both side beserta sanksinya secara jelas diatur dalam pasal 18 UU Pers yang memiliki unsur-unsur melanggar ketentuan pasal 5 ayat (1), pasal 5 ayat (2), pasal 13, di mana pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) yang mengatur perihal pelanggaran Asas Praduga Tak Bersalah serta pers wajib melayani Hak Jawab. Berbicara perihal pengertian delik pers, maka harus dikaitkan dengan ketentuan pasal 18 tersebut diatas dan tidak mengacu pada KUHP seperti pasal 154, pasal 155, pasal 310 yang menyangkut pencemaran nama baik, dengan pengertian pasal-pasal KUHP tersebut hanyalah merupakan sarana atau alat dalam membuktikan terjadinya pelanggaran atas unsur Asas Praduga Tak Bersalah dan atau unsur pers tidak melayani hak jawab.

(sumber:http://kuhpreform.files.wordpress.com/2008/11/pertanggungjawaban leobatubara_1.pdf) 

Mekanisme Hak Jawab

1. Mekanisme Hak Jawab 

Soal tudingan bahwa media tertentu telah melakukan kesalahan terkait dengan konten pemberitaan maupun ulasan atau analisis redaksinya, maka “hak jawab” adalah mekanisme yang pas untuk digunakan. Setiap pejabat negara seharusnya paham akan hal itu. Ini pulalah yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuannya dengan Dewan Pers pada 25 Januari 2005. Ketika itu SBY mengatakan, “Penyelesaian masalah berita pers ditempuh, pertama, dengan hak jawab; kedua, bila masih dispute, diselesaikan ke Dewan Pers; ketiga, bila masih dispute, penyelesaian dengan jalur hukum tidak ditabukan, sepanjang fair, terbuka, dan akuntabel.”

Apa yang dikatakan Dipo Alam adalah bentuk pembelaan dan wujud loyalitas kepada pimpinannya yang sering dikritik, hal itu wajar dan dapat dimaklumi. Hanya saja tetap harus mempertimbangkan unsure-unsur proporsionalitas dan hal itu bisa dipertanggungjawabkan.

Pada akhirnya, terkait hubungan pers dan pemerintah, kita patut merenungi sepotong kalimat bermakna yang diucapkan oleh Presiden ke-3 Amerika Serikat Thomas Jefferson (1801-1809). Kata Jefferson, “When it is left me to decide whether we should have a government without newspapers, or newspapers without government, I should not hesitate to prefer the letter” (“Jika saya ditanya mana yang akan saya pilih, pemerintah tanpa surat kabar atau surat kabar tanpa pemerintah, tanpa ragu saya akan memilih yang terakhir.”)

Sumber:http://victorsilaen.com/index.php/2011/03/13/bila-pemerintah-tanpa-surat-kabar/ 

Selasa 15 Maret 2011, Pemerintah Indonesia telah melayangkan hak jawab atas pemberitaan dua media Australia yang menyebut Presiden SBY melakukan penyalahgunaan wewenang. Kini yang harus dilakukan pemerintah adalah mencari tahu siapa pejabat negara yang meniupkan peluit ke Kedubes AS.

Kawat diplomatik Kedubes AS yang dibocorkan Wikileaks dan dimuat di harian The Age dan Sydney Morning Herald pada 11 Maret menyebutkan, Presiden SBY diduga terlibat kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Pemerintah Indonesia sudah mengajukan hak jawabnya dan dan dimuat di harian The Age keesokan harinya.

Kontruksi Politik


Konstruksi politik adalah upaya satu pihak membayangkan pihak lain telah melakukan sesuatu yang tidak diperbuatnya. Maksudnya adalah pembayangan tersebut tidak didasarkan atas bukti yang akurat jika memang pihak-pihak yang dimaksud melakukan tindakan tersebut.

Secara praktik, taktik konstruksi politik seperti ini dapat dijadikan senjata oleh para pelaku politik untuk memukul lawan politiknya dan juga untuk menunjukkan bahwa yang memukul adalah korban dari lawan politiknya.

Seperti diketahui bahwa awal mula munculnya kekisruhan politik internal PD dimulai ketika kasus suap Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Sesmenpora) terkait pembangunan wisma atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang terkuak. Dalam kasus itu, nama sejumlah kader Demokrat diduga terlibat. Nama Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazarudin, menjadi sangat populer dalam kasus ini.

Belum selesai kasus suap Sesmenpora, Nazaruddin kembali dituding telah memberi suap kepada Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi (MK) Janedjri M. Gaffar. Tak tanggung-tanggung, suap yang diberikan Nazaruddin itu nilainya mencapai 120 ribu dollar Singapura. Permasalahan semakin runyam ketika Nazaruddin pergi ke Singapura dengan dalih berobat sehari sebelum KPK memutuskan melakukan pencekalan terhadapnya pada 24 Mei lalu demi kepentingan pemeriksaan hukum.

Tidak juga selesai sampai di sini, lalu tiba-tiba muncul pesan pendek (SMS) yang isinya memojokkan PD dan tokoh-tokohnya termasuk Presiden SBY. Yang menarik adalah sms tersebut mengatasnamakan Nazaruddin.

Akibat dari rentetan kasus-kasus di atas, PD mendapat sorotan negatif di mata publik. Bahkan media pun tidak henti-hentinya mengkonstruksi pemberitaan tentang PD secara negatif. Hal ini tentu menjadi pertanda buruk bagi PD sebagai partai yang selama ini dinilai publik sebagai partai yang bersih dari korupsi dan praktik suap.

Untuk itu, PD membutuhkan semacam konstruksi politik tandingan untuk mengkounternya. RP kemudian memunculkan nama Mr.A sebagai konstruksi politiknya. Mr.A dalam konstruksi politik RP dipandang sebagai otak dibalik penyebaran SMS yang isinya memojokkan PD dan Presiden SBY.

Konstruksi politik RP tentang Mr.A yang digambarkan sebagai tokoh politik lama dari partai lawan yang ingin menghancurkan PD dan Presiden SBY ini jelas merupakan upaya untuk mengatakan kepada publik bahwa PD adalah korban dari Mr.A.

Tujuan dari taktik konstruksi politik RP ini jelas ingin memunculkan spekulasi nama-nama berinisial ’A’ dari partai politik lain. Jika taktik ini berhasil, publik pun akan mengkonstruksikan hal yang serupa dengan RP.

(Sumber:http://www.indonesiamedia.com/2011/06/07/kasus-nazaruddin-membelah-demokrat/) 

- Apabila dihubungkan dengan penjelasan Bill Kovack, yakni Sembilan Elemen Jurnalis kasus Nazzaruddin sudah salah dan masuk kedalam banyak kategori. Pada kasus ini wartawan dan media pun sudah terlalu kasar dalam segi penayangan beritanya. Hal ini tidak sesuai dengan elemen pertama yang disampaikan Bill, ia mengatakan bahwa “Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran”, kebanyakan wartawan dan pemberitaan di Negara kita adalah langsung menjudge seenak jidat, tanpa memiliki data yang akurat sudah langsung posting. Tentu saja hal ini akan berdampak buruk bagi publik.

- Jurnalis harus menjaga independensi dari obyek liputannya, dalam kasus Nazzaruddin jurnalis tidak mencoba membuat sebuah kenyamanan bagi korban/pelaku. Hal ini dapat menyebabkan sebuah konflik, buktinya sampai sekarang Nazzaruddin enggan untuk pulang ke negaranya karena pemberitaan di media sudah tampak seperti ancaman bagi diriya, sedangkan dia adalah tetap warga Negara Indonesia yang harus dilindungi. Walaupun ternyata memang dia bersalah, maka ada hokum yang akan mengadilinya.

- Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling-kritik dan menemukan kompromi. Pada hal ini jurnalis di berbagai media hanya membuat forum sendiri untuk mereka sendiri. Tidak menutup kemungkinan bahwa apa yang mereka katakana adalah benar, namun tidak seperti itu juga caranya, Negara kita adalah Negara demokratis (konon katanya). Maka segala sesuatu bisa dibicarakan secara baik-baik melalu musyawarah.

Etika Dilema

Dalam Etika Dilema yang dikenal juga sebagai dilema moral telah menjadi masalah bagi teori etika sejauh Plato. Sebuah dilema etis dimana situasi ajaran moral atau etika konflik kewajiban sedemikian rupa sehingga setiap resolusi mungkin untuk dilema secara moral tak tertahankan. Dengan kata lain, sebuah dilema etika adalah setiap situasi di mana pedoman prinsip-prinsip moral tidak dapat menentukan tindakan yang benar atau salah.

Dalam Kode Etik Jurnalistik Pasal 6 mengatakan, “Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap”. Hal ini dapat menjadi dilema bagi wartawan yang bersangkutan ketika ia menghadapi masalah tertentu. Sebagai contoh saya akan menceritakan kisah seorang wartawan:

- Pada suatu kejadian wartawan ini diberikan tugas dari atasannya untuk meliput salah satu anggota Dewan. Pada saat setelah peliputan, sang anggota dewan tersebut memberikan sebuah amplop, wartawan ini sudah mengira itu adalah suap. Ia tetap pada keidealisannya sebagai wartawan yang menjungjung tinggi kode etik, namun disisi lain anaknya sedang sakit, ia harus segera membawa anaknya ke rumah sakit. Hal ini akan menjadi dilema etis ataupun dilema moral bagi wartawan tersebut. Ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh wartawan tersebut, yang pertama ia akan tetap pada keidealisannya dan yang kedua ia akan menerima amplop tersebut karena mengingat anaknya sedang sakit.

Etika DO'S dan DON'TS


1. Wilayah DO’S 

Wilayah ini tentu saja adalah proses jurnalistik, dimana wartawan harus memenuhi tuntutan kode etik jurnalistik dalam setiap kegiatan jurnalistik. Hal ini akan sangat diperbolehkan bagi wartawan. Ada lima etika dasar yang harus dipenuhi sebuah tulisan agar bisa disebut sebagai produk jurnalistik:

- Melaporkan kebenaran, bukan yang lain

- Bertindak secara independen

- Transparan

- Menyeleksi secara sensitive

(Dalam jurnalisme ada prinsip untuk meminimalkan kerugian)

- Menempatkan Etika melampaui aturan hukum

Jurnalis dalam bekerja harus menjunjung tinggi kejujuran. Ia tak melakukan penjiplakan atas karya orang lain. Ia tak menfitnah. Ia juga tak memanipulasi sumber-sumber yang didapatnya. Baik melalui tekanan maupun sogokan.

Begitupun dengan kode etik jurnalistik yang menjungjung tinggi kebenaran dan keadilan, apabila dikaitkan dengan Do for doctors di atas maka KEJ akan menjadi suatu bagian yang memiliki kesamaan dengan etika promosi obat tersebut.



2. Wilayah DON’TS 

Walaupun pers dituntut harus selalu tunduk dan taat kepada Kode Etik Jurnalistik, pers ternyata bukanlah malaikat yang tanpa kesalahan. Data yang ada menunjukkan bahwa pada suatu saat pers ada kalanya melakukan kesalahan atau kekhilafan sehingga melanggar Kode Etik Jurnalistik

Contoh-Contoh Kasus 

Berikut ini contoh-contoh kasus pelanggaran yang dilakukan wartawan (pers) 

dan pernah terjadi :

1. Sumber Imajiner

- Sumber berita dalam liputan pers harus jelas dan tidak boleh fiktif.

- Identitas dan Foto Korban Susila Anak-Anak Dimuat.

- Tidak Paham Makna "Off the Record.

- Tidak Memperhatikan Kredibilitas Narasumber.

- Melanggar Hak Properti Pribadi.

- Menyiarkan Gambar Ilustrasi Sembarangan.

- Sumber Berita Tidak Jelas.

- Tidak Melayani Hak Jawab Secara Benar.

Jurnalis pada prinsipnya menolak sensor dan pembredelan. Jurnalis dan pengelola media massa juga tak mau dipanggil secara sembarangan oleh semua pihak, kecuali kejaksaan. Benarkah pers merasa dirinya selalu dan paling benar hingga tak mau tunduk pada lembaga mana pun? Tentunya tidak. Untuk itulah kode etik jurnalistik disusun. Bukan berarti tanpa kode etik, jurnalis tak bisa bekerja dan media massa tak terbit. Andaikan kode etik tak ada, jurnalis tetap akan bekerja dan pers tetap dicetak tanpa ada satu orang atau pihak pun yang bisa mencegahnya.

Penulisan Berita Cetak

PENULISAN BERITA CETAK 

1. News Value 


- Mang Jajang menangis, kiosnya dijalan Kiaracondong di jarah geng motor.
- Uang 75 rb rupiah di gasak, dagangannya juga ludes.
- Di Sumedang geng motor bikin ulah.
- Mobilnya penyok, kacanya pecah, rusak berat, dompet dan handphone dicuri.
- Karena ugal-ugalan di jalan dan meyerempet sopir angkot, tujuh anggota geng motor dikejar sampai masuk kesebuah rumah warga.
- Jam 3 pagi polres sumedang tangkap 7 orang dijalan raya. Dll.


2. Unsur 5W dan 1H 

- What?
Anggota Geng Motor Resahkan Jawa Barat

- Who?
Geng Motor

- When?
Tanggal 15 dan 24 Maret 2011

- Where?
Bandung, Sumedang dan Tasik

- Why?
Penyerangan Geng Motor

- How?
Kejadian penyerangan beruntun di beberapa daerah jawa barat oleh sekelompok anggota geng motor. Hal ini membuat resah warga dan membuat beberapa oknum tak bersalah menjadi korban. Akhirnya polisi turun tangan menangani hal tersebut.



3. Straight News


Anggota Geng Motor Bikin Ulah dan Membuat Resah Warga Jawa Barat 

Jawa Barat - Senin malam (15/03/11), tepatnya pukul 10.00 WIB Bapak Kompol Kusyono selaku Kabag Operasi Polresta Tasikmalaya melakukan razia motor di beberapa daerah yang dianggap rawan geng motor. Razia ini dilakukan sampai selasa subuh, sekitar 35 orang tertangkap karena diduga merupakan anggota geng motor. Dari mereka yang ditangkap, diantaranya ada beberapa yang membawa senjata tajam berupa samurai dan celurit, selain itu ada pula yang membawa minuman keras dan lintingan ganja. Pada tanggal 21 Maret, tepatnya seminggu setelah razia, warga sekitar jalan Letnan Harun kota Tasikmalaya mengepung sebuah rumah yang didalamnya terdapat 7 anggota geng motor.

Kejadian serupa pun dialami kota Bandung, dengan maksud untuk membuat warga tenang, Polwiltabes Bandung juga mengadakan razia hari sabtu malam sampai minggu pagi. Sekitar 27 motor tertangkap karena tanpa surat-surat dan segera digiring ke mapolwiltabes bandung karena mencurigakan. Diantara mereka ada yang tertangkap tangan membawa benda-benda tajam dan miras.

Mang Jajang, salah seorang korban geng motor di Kiaracondong Bandung. Dia menangis karena kiosnya dijarah (24/03/11) oleh kurang lebih limabelsas motor. Kejadiannya berlansung sekitar pukul 01.30. Jajang kehilangan uang 75 ribu rupiah yang habis digasak, selain itu dagangannya (rokok, air mineral dan roti) pun ikut ludes. Kerugian Jajang diperhitungkan hampir sekitar 300 ribu rupiah, dan akhirnya Jajang melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kiaracondong.

Pada hari yang sama, sekitar pukul 12.30 kota Sumedang pun diresahkan oleh ulah geng motor. Sekitar sepuluh sampai tigabelas orang naik motor tiba-tiba menyerang Bambang Tri Wahyudi, seorang PNS dari Jateng (Semarang) yang sedang beristirahat dekat alun-alun Sumedang. Setelah Bambang terkapar, para pelaku lari ke arah Bandung. Mobil korban pun rusak parah, dompet dan telepon genggam Bambang raib dibawa pergi.

Beberapa hari kemudian, anggota Polres Sumedang berhasil menangkap 7 orang pelaku yang sama terhadap Bambang. Mereka tertangkap setalah melakukan aksi di kota Sumedang dan menabrak Dadang Sumarna yang tangah duduk-duduk dipinggir jalan raya tegalsari. Kasateskrim Polres Sumedang, Bapak Ajun Komisaris Riky Aries Setiawan memberikan laporan ketujuh tersangka pelaku penganiayaan daripada Bapak Bambang Tri Wahyudi adalah anggota geng Moonraker.

Senin, 09 Mei 2011

Kode Etik Jurnalistik

By: Reza Natadipura

PEMBUKAAN

Bahwa sesungguhnya salah satu perwujudan kemerdekaan Negara Republik Indonesia adalah kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan sebagaimana diamanatkan oleh pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945. Oleh sebab itu kemerdekaan pers wajib dihormati oleh semua pihak.
Mengingat Negara Republik Indonesia adalah negara berdasar atas hukum sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, seluruh wartawan menjunjung tinggi konstitusi dan menegakkan kemerdekaan pers yang bertanggungjawab, mematuhi norma-norma profesi kewartawanan, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta memperjuangkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial berdasarkan Pancasila.
Maka atas dasar itu, demi tegaknya harkat, martabat, integritas, dan mutu kewartawanan Indonesia serta bertumpu pada kepercayaan masyarakat, dengan ini Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menetapkan Kode Etik Jurnalistik yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh wartawan Indonesia.


KEKUATAN KODE ETIK JURNALISTIK

BAB I
KEPRIBADIAN DAN INTEGRITAS

Pasal 1


Wartawan Indonesia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila , taat kepada Undang-Undang Dasar Negara, Ksatria, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dan lingkungannya, mengabdi pada kepentingan bangsa dan negara serta terpecaya dalam mengemban profesinya.

Pasal 2

Wartawan Indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana mempertimbangkan patut tidaknya menyiarkan berita, tulisan atau gambar, yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, menyinggung perasaan agama, kepercayaan dan keyakinan suatu golongan yang dilindumgi oleh Undang-undang.

Pasal 3

Wartawan Indonesia tidak menyiarkan berita, tulisan atau gambar yang menyesatkan, memutarbalikkan fakta, bersifat fitnah, cabul, sadis dan sensasi berlebihan.

Pasal 4

Wartawan Indonesia tidak menerima imbalan untuk menyiarkan atau tidak menyiarkan berita, tulisan atau gambar yang dapat menguntungkan atau merugikan seseorang atau sesuatu pihak.

Senin, 25 April 2011

Fikom Jurnalistik

Apa itu Fikom? Apa itu Jurnalistik? Lalu apa itu Fikom Jurnalistik?


Sebagai mahasiswa komunikasi di salah satu kampus ternama di Bandung, saya ingin coba memberikan beberapa pengertian tentang fikom jurnalistik dan hal apa saja yang terkait didalamnya. Hal pertama yang akan saya jelaskan adalah sebuah pengertian sederhana dari ilmu komunikasi. Sebagai makhluk sosial kita sebagai manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri, kita pastinya akan dituntu untuk saling berbagi sesama makhluk hidup. Bagaimana cara kita berbagi? 

Rabu, 13 April 2011

Rosihan Anwar Meninggal Dunia

INILAH.COM, Jakarta - Wartawan senior Rosihan Anwar, 89 tahun, meninggal dunia, Kamis (14/3/2011) pukul 08.15 WIB.


Rosihan meninggal di rumah sakit MMC, Kuningan, Jakarta, akibat penyakit jantung yang dideritanya. Saat ini jenazahnya masih berada di RS MNC dan akan dibawa ke rumah duka, di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat.

Awal Maret, Rosihan sempat masuk RS MMC karena dadanya sakit. Kamis (24/3/2011) Rosihan menjalani operasi jantung dengan metode by pass di RS Harapan Kita. [mah]

Selamat tinggal maestro, jasa dan perjuanganmu akan selalu kami kenang sebagai jurnalis. Semoga kami bisa meneruskan apa yang anda perjuangkan, semoga tenang di alam sana..

Sang Jurnalis Multi Zaman


Rosihan lahir di Kubang Nan Dua, Solok, Sumatera Barat, 10 Mei 1922. Rosihan yang memulai karier jurnalistiknya sejak berumur 20-an, tercatat telah menulis 21 judul buku dan mungkin ratusan artikel di hampir semua koran dan majalah utama di Indonesia dan di beberapa penerbitan asing.

Rosihan memulai karier jurnalistiknya sebagai reporter Asia Raya di masa pendudukan Jepang tahun 1943 hingga menjadi pemimpin redaksi Siasat (1947-1957) dan Pedoman (1948-1961). Selama enam tahun, sejak 1968, ia menjabat Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Rabu, 06 April 2011

Peran Jurnalistik

Ketika zaman sudah berubah, kepemimpinan telah di rubah, banyak yang menuding bahwa ilmu jurnalistik adalah sesuatu yang mudah. Banyak orang diluar sana mengira bahwa jurnalistik adalah suatu cabang ilmu terapan, hanya sebuah implementasi dari ilmu komunikasi atau yang dulu lebih dikenal dengan fisip. Namun kini telah berubah, banyak orang mencari tahu tentang ilmu ini, sebuah terapan dari linguistic dan sistemyc.

Kini jurnalistik bukan hanya sebuah implementasi kata belaka, kini jurnalistik telah berubah menjadi sebuah ilmu yang berkembang pesat dan maju. Perannya telah mulai terasa dalam kehidupan manusia banyak, yang sebagian besar adalah mereka-mereka yang membutuhkan informasi. Bagaimana hal ini dapat dipisahkan, antara informasi, media, pers dan jurnalstik yang terorganisir dalam suatu sistem ilmu komunikasi.

Baca Artikel Terkait: 
- Belajar Jurnalistik
- Pengertian Jurnalistik

Indepth News

Cerita Untuk Andriani S. Kusni & Anak-Anakku 

Atal S. Depari, pemimpin redaksi (pemred) Harian Umum Tabengan, Palangka Raya, suatu hari memeriksa sebuah tulisan wartawannya. Di tulisan tersebut sang wartawan menulis tentang seorang cantik. Lalu pemred bertanya kepada sang wartawan: “Bagaimana dan mengapa kau bisa mengatakan bahwa perempuan itu cantik. Seperti apa cantiknya perempuan yang kau angkat itu?”. Nah, uraian rinci tentang kecantikan si perempuan itulah yang disebut dengan in depth news(kedalaman berita). Cantik adalah suatu predikat dan kata sifat umum yang boleh dikatakan tidak melukiskan apa-apa. Dengan menyentuh soal in depth newsartinya sebuah berita tidak cukup hanya sebatas memenuhi patokan klasik 5W (what, where, when, who, why) dan 1 H (how).

Untuk dapat menuliskan sesuatu in depth, termasuk berita, tentu saja si penulis memerlukan data yang relatif lengkap dan acuan-acuan dari berbagai sumber. Data-data itu diperiksa kembali dan diperiksa silang menggunakan berbagai sumber, selain menggunakan berbagai nara sumber, juga memanfaatkan berbagai sumber perpustakaan tentang subyek yang sama. Di sini, lalu muncullah peran penting hasil-hasil penelitian, dan tersedianya perpustakaan yang padan sehingga memungkinkan penulis memperoleh tulisan in depth. Hasil-hasil penelitian dan acuan perpustakaan selain membantu guna memperoleh data-data yang relatif akurat, juga berfungsi sebagai bahan pembanding. Penggunaan metoda perbandingan kiranya memang membantu dalam melihat hal-ikhwal seadanya hal-ikhwal itu, tingkat perkembangan serta capaiannya. Membantu penulis untuk seminim mungkin luput dari evaluasi subyektif. Kalau pandangan demikian benar, maka tulisan in depth tidak bertentangan dengan tuntutan obyektivitas berita (news) atau tulisan non fiksi (non fiction writing).

Dalam tulisannya berjudul «Agustin Teras Narang : Usia Gubernur Bertmbah, Provinsi Kalteng Makin Gagah», Haris Lesmana, salah seorang redaktur Harian Umum Tabengan, Palangka Raya, antara lain menulis:

« Dalam perjalanan empat tahun memimpin provinsi ini, terlalu banyak kemajuan dicapai» (Tabengan, 12 Oktober 2009).

Di alinea lain, Haris Lesmana di Harian yang sama juga menulis :

Teras juga terbilang sukses memulihkan kekayaan alam Kalteng yang sudah dieksploitasi habis-habisan. Sebuah warisan buruk kebijakan masa lalu selama 60 tahun yang kurang berpihak kepada rakyat. Namun cepat dan juga pasti, suami Moenartining itu kini telah mengubah Provinsi Kalteng semakin gagah» (Tabengan, 12 Oktober 2009).

«Terlalu banyak kemajuan telah dicapai» hanya «dalam perjalanan empat tahun memimpin provinsi ini», dan «terbilang sukses memulihkan kekayaan alam Kalteng yang sudah dieksploitasi habis-habisan» nampaknya berbeda dengan penilaian Tim Evaluasi 14 Orang dari Universitas Gadjah Mada yang diundang oleh Agustin Teras Narang dan Ir. H. Achmad Diran selama 4 tahun. Evaluasi Tim sudah diterbitkan sebagai buku berjudul «Kalimantan Tengah Membangun Dari Pedalaman & Membangun Dengan Komitmen» (diterbitkan oleh Pemenritah Provinsi Kalimantan Tengah, Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol, Gadjah Lada dan The ATN Center, Yogyakarta, Agustus 2009, i-xvi + 243 hlm).

Kalau bacaan saya benar, buku tulisan Tim Evaluasi ini mengesankan penilaian yang sebaliknya dari yang dilukiskan oleh Hari Lesmana tentang pekerjaan Teras-Diran selama 4 tahun. Buku tersebut melukiskan justru di bawah pemerintahan Teras-Diran bukan pulihnya kekayaan alam Kalteng, tapi yang terjadi tetap pengurasan yang terus berlanjut. Bukannya « telah mengubah Provinsi Kalteng semakin gagah » tetapi justru membuat Kalimantan Tengah menjadi provinsi yang tingkat kerawanannya atau bahaya konfliknya kian meningkat atau meninggi. Saya tidak tahu, apakah saya yang salah membaca ataukah Haris Lesmana yang belum membaca laporan riset dan peringatan dari Tim Riset dari Universitas Gadjah Mada ini. Jika bacaan saya benar, maka perbedaan penilaian antara Tim Riset dari Gadjah Mada dan Haris Lesmana hanya menunjukkan terjeratnya Haris oleh subyektivisme. Dilihat dari ukuran tulisan in depth, maka tulisan Haris bukan hanya tidak in depth tapi juga tidak obyektif. Tulisan dan berita yang subyektif, padahal bukan fiksi, jika disiarkan akan mengelabui pembaca dengan citra-citra semu.

Kalau Haris Lesmana menulis: 

“Teras juga terbilang sukses memulihkan kekayaan alam Kalteng yang sudah dieksploitasi habis-habisan. Sebuah warisan buruk kebijakan masa lalu selama 60 tahun yang kurang berpihak kepada rakyat”.

Enam puluh tahun ke belakang dari sekarang berarti 2005-60 = 45 tahun. Kalau dihitung sejak berdirinya di tahun 1957 maka provinsi Kalteng sekarang berusia 52 tahun. Artinya sejak tahun 1945 (kemerdekaan Republik Indonesia), “kekayaan alam Kalteng…. sudah dieksploitasi habis-habisan”. Sejak tahun 1945 itu pula “kebijakan” gubernur Kalteng “buruk” dan “kurang berpihak kepada rakyat”.(Sementara Kalteng berdiri sebagai provinsi pada 1952. Tjilik Riwut dan angkatannya masih bertempur melawan Belanda. Agaknya Haris Lesmana terlalu bersemangat memuji Teras hingga gagap berhitung, apalagi Harian Tabengan memang dimodali oleh keluarga Narang. Tidak salah memuji, tapi alangkah baiknya pujian dilakukan tanpa mengabaikan nalar dan data yang akurat).

Tjilik Riwut sebagai gubernur pertama memerintah provinsi Kalteng dari 1958-1967 (lihat: Tabloid Detak, Palangka Raya, 31 Agustus-05 September 2009). Jadi menurut penilaian Haris Lesmana Tjilik Riwut termasuk gubernur yang mempunyai kebijakan buruk dan pilihan politiknya “kurang berpihak kepada rakyat”, turut menyebabkan “kekayaan alam Kalteng “sudah dieksploitasi habis-habisan” sekalipun Tjilik Riwut dan angkatannya sudah menggadaikan nyawa dan kepala, bertempur mandi darah untuk Kalteng. Bukan seperti “kehidupan Teras di Senayan (yang) sangat gemerlap »(Tabengan, 12 Oktober 2009).

Memang orang bisa berobah, tapi setahu saya, sampai hembusan nafasnya yang penghabisan, Tjilik Riwut dalam soal kecintaan dan perjuangan untuk Kalteng yang berharkat dan bermartabat tidak berubah. Hal ini bisa dicek silang pada tokoh-tokoh tua yang masih hidup sekarang seperti Sabran Achmad, T.T. Suan, Dase Durasid, Tiyel Djelau, dan tetua-tetua daerah ini yang lain. Maka sangat keterlaluan jika mengatakan bahwa Tjilik Riwut dan angkatannya selama memerintah provinsi ini mentrapkan politik yang “tidak memihak rakyat”.

Menurut logika Haris Lesmana, satu-satunya gubernur yang menjalankan pilihan politik yang “memihak rakyat” dan “baik” adalah Agustin Teras Narang. Dengan penilaian demikian, maka pengakuan dan pemberian julukan “pahlawan nasional” kepada Tjilik Riwut tidak tepat dan selayaknya dicabut. Sangatlah aib bagi Republik Indonesia memberikan “gelar pahlawan” kepada orang yang tidak memihak rakyat dan menyebabkan “kekayaan alam Kalteng dieksploitasi habis-habisan” sehingga menimbulkan kesengsaraan bagi Uluh Kalteng. Berbeda halnya dengan semua pemberian bintang dan tanda jasa kepada Agustin Teras Narang. Demikian, jika kita melanjutkan logika Haris Lesmana yang memandang hanya Agustin Teras Narang-lah satu-satunya gubernur Kalteng sampai sekarang yang “memihak rakyat”, membuat Kalteng tampil “gagah”, “memulihkan kekayaan alam Kalteng” telah memberikan “terlalu banyak kemajuan” kepada Kalteng, “mengangkat harkat dan martabat Kalteng”, walaupun di bawah kekuasaan Teras-Diran pula terjadi “seorang pemuda Suyanto (23), warga Komplek Perumahan KPR-BTN Jalan Pipit 2 No. 116 Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kotawaringin Timur, tewas dengan cara gantung diri, Minggu 11/10, karena stress mengganggur” (Tabengan, 12 Oktober 2009). Sedangkan menurut Teras sendiri “kemiskinan di Provinsi berpenduduk kurang dari dua juta ini bermain di angka 30 persen” (Harian Tabengan, 14 Oktober 2009). Artinya sepertiga dari seluruh penduduk.

Dalam soal mengangkat “harkat dan martabat” Kalteng, khususnya Dayak, agaknya Haris Lesmana lupa mencatat peran Sarikat Dayak yang didirikan pada 18 Juli 1919 di Kuala Kapuas, 25 tahun setelah Pertemuan Damai Tumbang Anoi 1894. Lupa mencatat akan hal ini, Haris Lesmana melimpahkan segala jasa kepada gubernur yang sekarang, mengabaikan jasa para pendahulu (Lihat: Prof. Dr. Ahim S. Rusan et. al, “Sejarah Kalimantan Tengah”, Kerjasama Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah”, Palangka Raya, 2006, hlm. 91).

Pemberian tanda jasa, bintang jasa dan julukan atau gelar, biasanya erat berhubungan dengan masalah politik dan nilai dominan pada suatu kurun waktu. Hal ini bukan hanya terjadi di skala nasional tetapi juga berlangsung di tingkat internasional. Misalnya pemberian Nobel Sastra atau Nobel Perdamaian. Demikian juga halnya dengan pemberian gelar pahlawan di Indonesia seperti yang dianugerahkan kepada Tien Soeharto atau Soeharto sendiri sebagai “bapak pembangunan”. Atau predikat “teroris” atau “pengkhianat” kepada para pejuang kemerdekaan oleh kolonialis Belanda. Karena itu mengukur keberhasilan dengan tanda, jasa, bintang jasa, gelar ini dan itu hendaknya perlu memperhatikan konteks situasi (terutama politik) dan nilai dominan pada kurun waktu itu. Tanda jasa, bintang jasa, gelar ini dan itu sebenarnya sangat nisbi. Contoh kenisbian ini diperlihatkan juga oleh pemutarbalikkan sejarah negeri kita sehingga diserukan agar ada “pelurusan sejarah” oleh sejumlah sejarawan.

Dilihat dari segi nilai dominan dan konteks sejarah dan situasi politik, maka tulisan Haris Lesmana barangkali jauh dari kualitas in depth news atau in depth writing atau in depth reporting. Tapi lebih dekat dengan sebuah propaganda, bahkan pamflet politik.

Dengan menampilkan citra semu melalui sebuah in depth news, in depth reportingatau in depth writing semu, maka pers hanya memainkan peran penipuan sadar untuk tujuan tertentu, melupakan peran mendidik dan penyadaran. ”Jembatan informasi” yang direntangkan adalah jembatan rapuh yang jika dilalui akan mencelakakan seperti halnya truk jatuh dengan segala muatannya di jembatan ulin yang patah tiang. Dari kecelakaan truk jatuh demikian memang ada inspirasi yang bisa dipungut, yaitu bagaimana mencegah pengulangan. Kategori beginilah yang ditampilkan oleh Haris Lesmana selaku redaktur Harian Tabengan. ***

Palangka Raya, Oktober 2009

Kusni Sulang


Pengantar: 

Harian Tabengan yang dimodali oleh keluarga Narang, dimaksudkan sebagai“jembatan informasi bagi masyrakat Kalimantan Tengah. Jembatan informasi aktual, dan penting (bahkan vital) dalam menumbuhkan spirit membangun masyarakat Kalteng”, demikian Editorial Tabengan (12 Oktober 2009).

Agar para pembaca bisa menilai sendiri apa yang ditulis oleh Haris Lesmana, salah seorang redaktur Harian Tabengan, Palangka Raya, yang nomor perdananya keluar pada 12 Oktober 2009, berikut kami kutip tulisan tersebut selengkapnya. Tulisan ini terbit di bawah kolom “Inspirasi”. 

Sumber : Berita Bandung

Feature News

MENCARI ENYI DALAM TIMBUNAN LUMPUR
Kamis, 25 Februari 2010 | 03:28 WIB

Pandangan Umar (54), warga Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyapu deretan nama yang dipasang di masjid RW 18.

Ke-43 nama itu merupakan daftar nama korban longsor yang terjadi pada hari Selasa (23/2). Ia menemukan nama istrinya, Enyi (50), dalam daftar itu di urutan ke-11 dan belum dilingkari. ”Itu berarti jenazah istri saya belum ditemukan dalam timbunan longsor,” ucap Umar lirih dan parau.

Papan nama yang dipasang di masjid Kampung Cimeri, Desa Tenjolaya, menjadi rujukan warga yang mencari tahu nasib sanak saudara mereka. Di dalam masjid, jenazah yang sudah ditemukan disemayamkan sementara untuk kemudian dibawa keluar menggunakan ambulans.

Umar tampak terpukul sekali oleh musibah longsor tersebut. Ia kehilangan belahan hidupnya dalam sekejap saat retakan di bukit ambruk dan menimbun 21 rumah yang dihuni pekerja Perkebunan Teh Dewata itu. Yang membuatnya lebih tertekan, ia menyaksikan sendiri saat-saat terakhir lumpur meluluhlantakkan perumahan pekerja, salah satunya adalah yang ditinggali istrinya.

Bapak enam anak ini pun mengisahkan, ia berada 50 meter dari lokasi saat longsor terjadi pada pukul 08.00. Disertai bunyi dentuman, dia melihat lereng bukit terkupas dan merosot jatuh mendekati permukiman kebun teh. Saat itu, longsoran belum mengenai permukiman warga.

Umar dan beberapa karyawan lain yang melihat hal ini segera berteriak memperingatkan warga yang ada di permukiman untuk segera menghindar. Dari kejauhan, ia melihat istrinya sempat keluar rumah, tetapi kemudian masuk kembali. ”Belum sampai 15 menit setelah longsoran pertama, terjadi longsoran yang lebih besar yang menimbun seluruh permukiman,” ujar Umar murung.

Tidak tanggung-tanggung, lumpur dengan ketebalan lebih dari tiga meter langsung menimbun permukiman itu hingga mencapai atap. Sebanyak 21 rumah warga, lima bangunan milik kantor perkebunan, dan satu masjid hancur. Lumpur juga memutuskan jaringan listrik ke Kampung Cimeri.

Namun, setidaknya Umar masih bisa bernapas lega. Anaknya paling bungsu, Novita Sri Rahayu (8), selamat dari longsor. Novita saat itu tengah bersekolah di lokasi yang berjauhan dengan permukiman penduduk sehingga terhindar dari maut.

Sayangnya, kebahagiaan yang sama tidak bisa dirasakan Administratur Perkebunan Teh Dewata, Irvansyah. Anaknya, Alfart (3), menjadi korban karena sedang berada di rumah bersama pengasuhnya, Ida (35). Keduanya hingga kini belum ditemukan.

Kesedihan juga dirasakan Anton Sutisna (39), Ketua RT 08 RW 18, Desa Tenjolaya. Lelaki yang sudah 27 tahun bekerja di Perkebunan Teh Dewata itu kehilangan dua anggota keluarganya, yakni keponakannya, Neni (26), dan ibunya, Mak Enah (60). Ia juga menyaksikan sendiri rumah ibunya tertimbun longsor. Saat itu, Anton baru saja hendak berangkat ke lokasi perkebunan.

Sejak Selasa malam, Anton mencari keponakan dan ibunya. Baru Rabu, sekitar pukul 10.00, Neni ditemukan. Kelegaan dan kesedihan mendalam terpancar dari wajah Anton.

Setelah bapaknya meninggal, Anton adalah kepala keluarga. Rabu siang itu juga, Anton mengantarkan jenazah Neni kepada orangtuanya. ”Bapak-ibunya sudah menunggu di Ciwidey. Neni mau dibawa ke Tasikmalaya,” katanya menahan tangis.

Setelah Neni, Anton masih harus mencari keberadaan ibunya, hidup atau mati. Meskipun kesempatan hidup semakin menipis karena sudah dua malam tertimbun, Anton tidak patah arang. ”Saya harus tetap menemukan emak…,” tuturnya.

Kompas menumpang ambulans yang mengantarkan jenazah Neni (26) menuju Ciwidey. Sepanjang perjalanan, ambulans yang ditumpangi beberapa kali dihentikan warga. ”Agus… ada Agus di sini? Tanya salah seorang warga yang tampak kebingungan menghentikan ambulans. ”Agus? Teu aya kang… ieu teh Neni (enggak ada kang, ini Neni).” Mengetahui jenazah itu bukan Agus, warga tersebut tampak kecewa.

Pemandangan indah 

Kampung Cimeri yang berpenduduk 1.000 jiwa itu berada di kaki Gunung Tilu dan berbatasan dengan Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut. Untuk mencapainya, harus menyusuri jalan berbatu sepanjang 32 kilometer selama tiga jam. Sesekali kita akan melintasi jalan bergelombang dan kubangan lumpur.

Namun, begitu memasuki daerah Perkebunan Teh Dewata, terlihat bahwa Kampung Cimeri memang memiliki pemandangan yang sangat indah. Kampung itu berada di sebuah cekungan yang menjadi dasar bukit-bukit berisi barisan tanaman teh yang mengelilinginya. Aliran sungai yang deras juga berhasil dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik untuk permukiman tersebut.

Hanya saja, longsor yang terjadi pada hari Selasa itu ternyata membuka kenyataan lain mengenai Kampung Cimeri. Permukiman itu berada tepat di daerah rawan bencana. Itu pun terbukti saat tebing gunung yang retak ambruk dan menimpa permukiman di bawahnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menjelaskan, pihaknya hingga kini masih menyosialisasikan mengenai daerah rawan bencana kepada pemerintah kabupaten hingga desa. Alasannya memang kuat, semua wilayah Jawa Barat, terutama daerah selatan, rawan longsor karena berupa perbukitan.

Longsor di kawasan itu seolah menutup cerita manis keelokan Kampung Cimeri.(eld/rek)

- Contoh Straight News

Straight News

Saya berikan dua buah kutipan berita dari Kompas, 25 Februari 2010 tentang musibah tanah longsor di desa Tenjolaya, Jawa Barat. Berita pertama merupakan sebuah berita langsung (straight news), sedangkan berita kedua berupa news feature.

EVAKUASI TERHAMBAT MEDAN 

BANDUNG, KOMPAS Evakuasi korban tanah longsor di Perkebunan Teh Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terhambat medan berat berupa jalan menanjak berliku-liku dan berbatu.

Pukul 16.00, Rabu (24/2), evakuasi terpaksa dihentikan karena khawatir longsor susulan akan terjadi setelah hujan deras kembali mengguyur kawasan perkebunan tersebut.

Hingga pukul 20.00, jumlah korban yang ditemukan dari timbunan longsor 19 orang dari 43 nama yang dilaporkan hilang oleh keluarganya. Sebelum diserahkan kepada keluarga, korban yang ditemukan dibawa ke masjid setempat yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi longsor.

Hujan pada Rabu sore menyebabkan lumpur longsoran tebing menjadi liat dan membahayakan petugas evakuasi. Hujan deras juga mengganggu penglihatan petugas evakuasi yang menjalankan mesin pengeruk (backhoe).

Lalu lintas kendaraan yang padat menuju lokasi longsor juga menjadi penghambat masuknya alat-alat berat ataupun logistik. Kondisi semakin ruwet ketika pengamanan jalan sepanjang 15 kilometer menuju lokasi bencana tersebut diperketat menjelang kunjungan Wakil Presiden Boediono.

Di lokasi longsor, lumpur setebal 3 meter mengubur 21 rumah warga di RW 18. Longsoran menimbulkan bekas menyerupai cekungan yang dalam seluas hampir 5 hektar. Sepanjang mata memandang, yang tampak hanya timbunan lumpur. Beberapa atap rumah warga yang tertimbun masih kelihatan.

Lokasi longsor yang terletak di kaki Gunung Tilu itu juga tak terjangkau frekuensi radio ataupun telepon seluler. Tak heran, saat longsor terjadi, Selasa pagi, informasi mengenai peristiwa tersebut disampaikan warga kepada aparat Kecamatan Pasirjambu beberapa jam kemudian, dengan menempuh jarak sejauh 32 kilometer.

Wakil Gubernur Dede Yusuf saat meninjau lokasi longsor, mendampingi Wapres Boediono, mengatakan, karena berbagai kendala, evakuasi yang dilakukan belum optimal.

Hingga Rabu sore, baru satu backhoe yang beroperasi di lokasi longsor. Empat lainnya terhambat kedatangannya karena akses jalan masuk yang sempit dan sukar dilintasi.

Sementara itu, 200 jiwa yang selamat dari longsor itu diungsikan ke Perkebunan Negara Kanaan, Desa Tenjolaya, sekitar 3 kilometer dari lokasi longsor.

Menurut Dede Yusuf, evakuasi tetap berlanjut hingga tujuh hari ke depan, dengan mengerahkan 1.200-an personel.

Tingkatkan kewaspadaan

Wapres Boediono kepada pers di lokasi bencana mengingatkan agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Daerah, aparat keamanan, dan penduduk meningkatkan kewaspadaan karena curah hujan sampai Maret 2010 masih tinggi sehingga musibah bisa sewaktu-waktu terjadi kembali.

Menurut Wapres, jika kondisinya tidak memungkinkan, penduduk Perkebunan Teh Dewata di Desa Tenjolaya dapat direlokasi. Transmigrasi merupakan salah satu opsi yang bisa ditempuh.

Boediono yang datang bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan didampingi empat menteri, yaitu Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufrie, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, serta Kepala BNPB Syamsul Maarif. Namun, sesaat setelah Wapres tiba di lokasi, hujan deras tiba-tiba turun sehingga Wapres kemudian masuk ke masjid untuk bertemu dengan para keluarga korban, lalu meninggalkan lokasi.

”Dari laporan Badan Meteorologi, curah hujan yang tinggi masih akan terjadi sampai Maret mendatang. Berarti, masih satu bulan lagi kerawanan itu masih akan terjadi. Jadi, yang perlu diingatkan adalah peningkatan kewaspadaan satu bulan ke depan,” kata Boediono.

Wapres juga meminta agar Pemerintah Provinsi Jabar menginventarisasi kawasan yang dianggap rawan longsor selama musim hujan sehingga bencana longsor tidak akan terulang kembali.

Boediono atas nama pemerintah kemudian memberi bantuan dana melalui Pemerintah Kabupaten Bandung berupa uang Rp 200 juta, 25 unit tenda, 500 lembar selimut, dan 100 paket masing-masing berisi peralatan dapur, sandang, dan tikar.

Di Jakarta, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak menduga longsoran di Ciwidey, Jabar, akibat tak dipatuhinya tata ruang. Seharusnya, pemerintah daerah mampu mengawasi pelanggaran-pelanggaran tata ruang sejak dini. ”Tim dari Kementerian Pekerjaan Umum hari ini sedang meneliti kondisi di Ciwidey. Tapi, saya menduga bencana itu akibat pelanggaran tata ruang. Bencana di Indonesia umumnya diawali pelanggaran-pelanggaran itu,” kata Hermanto.

Hermanto mengatakan, letak lokasi bencana yang berada di pelosok sebenarnya sudah menyiratkan adanya disinsentif terhadap kawasan itu sehingga pemerintah tak membangun jalan ke sana.

Di lokasi kejadian, Presiden Direktur Perkebunan Chakra, Rachmat Badrudin, menyatakan, kalau kondisi tanah perkebunan itu berdasarkan hasil penelitian tidak aman bagi permukiman karyawan, pihaknya akan merelokasi usahanya dan kalau perlu menutup kawasan perkebunan.

”Kami menilai longsor terjadi bukan karena rusaknya hutan lindung, tetapi adanya retakan tanah akibat gempa bumi yang terisi air hujan akibat curah hujan yang tinggi sehingga menggoyahkan tanah kawasan hutan lindung,” kata Rachmat.

Hal senada dikemukakan Wagub Jabar Dede Yusuf. ”Longsor ini murni bencana alam. Tidak ada pelanggaran tata ruang dalam kejadian ini. Tegakan pohon di hutan lindung tidak diganggu oleh aktivitas perkebunan,” tuturnya.

Perkebunan Dewata yang dikelola PT Chakra mulai beroperasi tahun 1956 dan saat ini memiliki 801 pekerja. ”Longsor terjadi karena ada retakan di bagian tebing gunung akibat gempa bumi 2 September 2009,” ujar Dede. (HAR/ELD/REK/RYO/ADH/CHE/GRE)

- Lihat Juga Contoh Feature News

Nilai-nilai Berita

Apa yang pantas dijadikan berita; apa yang bukan?
Belum ada ahli yang berhasil menyusun definisi yang paling memuaskan mengenai nilai berita.

Kriteria-kriteria berikut biasanya diperoleh buku-buku jurnalistik:

1. Magnitude
Seberapa luas pengaruh suatu peristiwa bagi khalayak. Contoh: Berita tentang kenaikan harga BBM lebih luas pengaruhnya terhadap SELURUH masyarakat Indonesia ketimbang berita tentang gempa bumi di Jawa Tengah.

2. Significance 
Seberapa penting arti suatu peristiwa bagi khalayak
Contoh: Berita tentang wabah SARS lebih penting bagi khalayak; ketimbang berita tentang kenaikan harga BBM.

3. Actuality 
Yaitu tingkat aktualitas suatu peristiwa.
Berita tentang kampanye calon presiden sangat menarik jika dibaca pada tanggal 1 hingga 30 Juni 2004. Setelah itu, berita seperti ini akan menjadi sangat basi.

4. Proximity 
Yaitu kedekatan peristiwa terhadap khalayak.
Contoh: Bagi warga Jawa Barat, berita tentang gempa bumi di Bandung lebih menarik ketimbang berita tentang gempa bumi di Surabaya.

5. Prominence 
Yaitu akrabnya peristiwa dengan khalayak.
Contoh: Berita-berita tentang Indonesian Idol lebih akrab bagi remaja Indonesia ketimbang berita-berita tentang Piala Thomas.

6. Kejelasan (clarity) tentang kejadiannya

7. Kejutan (surprise) 

8. Dampak (impact) 
Berapa banyak manusia terkena dampaknya, seberapa luas, dan untuk berapa lama?

9. Konflik personal.

10. Human Interest 
Yaitu kemampuan suatu peristiwa untuk menyentuh perasaan kemanusiaan khalayak.
Contoh: Berita tentang nasib TKI Indonesia yang dianiaya di Malaysia, diminati khalayak, karena berita ini mengandung nilai human interesttinggi.


Yang mengandung unsur human interest:

Ketegangan (Suspense) – Apa keputusan yang akan dijatuhkan dalam pengadilan kasus pembunuhan sadis itu?
Keanehan/Ketidaklaziman (Unusualness) –Seorang wanita melahirkan bayi kembar lima.
Minat pribadi (Personal Interest) – Gaun sekarang ada yang tidak perlu disetrika sehabis dicuci.
Konflik (Conflict) – Umumnya manusia memberi perhatian pada konflik: perang, kriminalitas atau olahraga atau persaingan dalam bidang apa pun karena di dalamnya terkandung unsur konflik.
Simpati (Sympathy) –Seorang bocahkehilangan ketiga kakak dan kedua orang tuanya pada musibah Tsunami di Aceh.
Kemajuan (Progress) –Suatu vaksin pencegah AIDS tengah di kembangan di Prancis.
Seks (Sex) – Seorang aktor menggugat cerai istrinya yang juga artis karena selingkuh dengan ketua salah satu partai.
Binatang (Animals) –Seekor anjing menyelamatkan majikannya yang buta dalam suatu peristiwa kebakaran.
Humor (Humor) – Seorang politisi berpidato satu jam di mimbar tanpa menyadari mikrofonnya itu mati.Suatu berita tidak harus memenuhi semua kriteria tadi.

Namun, semakin banyak unsur tersebut yang melekat dalam suatu peristiwa maka nilai beritanya semakin tinggi. Ketika seorang redaktur meminta wartawan untuk melaporkan hal yang menurut wartawan menarik, pasti sudah memiliki sensor tertentu untuk memilah mana yang menarik dan mana yang tidak.Masalahnya bagaimana membuat pembaca juga merasakan bahwa hal yang ingin kita sampaikan itu memang penting untuk dibagi kepada orang lain.

Jadi penting untuk memaparkan sesuatu itu dengan cara bercerita yang sedapat mungkin mengundang minat banyak orang, entah itu menjadi masalah kita semua, menjadi lucu atau menjadi mengharukan bagi kita semua. Hal ini biasanya sudah dimulai dari paragraf awal (lead) turun terus sampai ke tubuh tulisan dan ending. Untuk itu wartawan mesti tegas memilih angle sebelum menulis, sebetulnya apa yang hendak disampaikan?
Apa yang penting untuk diketahui dan dirasakan oleh pembaca?

Potong informasi, detil atau apapun yang tidak mendukung pilihan awal kita, daripada pembaca di akhir tulisan akan kembali bingung sebetulnya apa yang hendak disampaikan.

Selasa, 05 April 2011

Komunikasi dan Politik

Kaitan antara Komunikasi dengan Politik 

Peran komunikasi memegang peran penting dalam mengupayakan kepekaaan setiap kejadian politik yang berlangsung dewasa ini. Setelah kita memahami apakah komunikasi dan dan definisi politik maka kita secara tidak langsung akan memahami pola hubungan komunikasi yang terjadi didalamnya. Secara umum juga dijelaskan bagaimana komunikasi politik muncul sebagai suatu bidang studi yang mencoba untuk berdiri sendiri.

Komunikator Politik

PENGERTIAN KOMUNIKATOR POLITIK 

Meskipun setiap orang boleh berkomunikasi tentang politik, namun yang melakukannya secara tetap dan berkesinambungan jumlahnya relatif sedikit. Walaupun sedikit, para komunikator politik ini memainkan peran sosial yang utama, terutama dalam proses opini publik. Dan Nimmo (1989) mengklasifikasikan komunikator utama dalam politik sebagai berikut: politikus; professional; dan aktivis.

Komunikasi Politik

PENGERTIAN KOMUNIKASI POLITIK 

Seperti definisi politik, definisi komunikasi politik juga terdapat keberagaman. Misal, Dan Nimmo mendefinisi komunikasi politik sebagai kegiatan komunikasi yang berdasarkan konsekuensi-konsekuensinya (aktual maupun potensial) yang mengatur perbuatan manusia di dalam kondisi-kondisi konflik. Definisi ini menggunakan pendekatan konflik, dan biasanya meliputi hubungan antar partai politik, antar pemerintah atau antar bangsa yang berhubungan dengan bidang politik.

Kamis, 24 Maret 2011

Apa itu Penulisan Feature?

Merasa kebingungan sebagai mahasiswa jurnalistik? 

Mungkin hanya saya dari banyak mahasiswa jurnalistik di mana pun mereka berada yang merasa kebingungan dengan jurusan yang saya ambil. Saya merasa sedikit kebingungan dengan Mata Kuliah Penulisan Feature, karena saya sebagai seorang mahasiswa jurnalistik tidak LULUS mata kuliah penulisan feature.

Apakah hal ini memalukan bagi anda? Mungkin tidak, karena anda tidak mengalaminya, Namun bagi saya hal ini sangatlah memalukan walaupun saya tidak lulus bukan karena saya bodoh ataupun kurang memahami penulisan feature, tapi itu disebabkan saya yang memang malas pada saat itu. Disebabkan oleh kekurangan materi tentang penulisan feature, maka saya belum membuat ataupun mencari bahan tentang itu, namun saya coba buat label terlebih dahulu untuk SEO. :D

Saya ini termasuk mahasiswa yang luar biasa dalam artian super malas. Namun perlahan hal itu bisa saya hilangkan, saya coba melakukan berbagai kegiatan positif diluar rumah untuk mendapatkan semangat dalam kuliah, hasil akhir saya mendapatkan perubahan yag cukup berarti dalam diri saya, lalu bagaimana dengan anda?

Keluarga Mahasiswa Jurnalistik

Ini adalah sebuah group yang bertujuan untuk Ruang Komunikasi sekaligus untuk saling mengenal sesama pejuang KMJ Unisba dan dengan pejuang-pejuang Jurnalistik lainnya .

Mereka selaku pengurus KMJ 2008-2009 ingin menunjukkan kesetiaan dan loyalitas kami kepada pejuang-pejuang yang sudah menjadi Alumni atau yang masih aktif di Kampus Unisba .

Mereka ingin memperkenalkan para sesepuh KMJ maupun yang masih aktif kepada KMJ yang mungkin masih dibilang peminat belum pejuang.Seperti mahasiswa fikom 2008.

Mereka juga ingin memberikan segala informasi tentang perkembangan KMJ yang sudah-masih-dan akan berjalan.

KMJ >>> Bangkit .. Semangat .. Lanjutkan!!!

Jurnalistik Fikom Unpad Disiapkan Jadi Program Internasional

Program studi jurnalistik


Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran dipersiapkan menjadi program studi internasional. Sebagai tahap awal, persiapan dengan mendatangkan dosen luar dan mengirimkan tenaga pengajar ke sejumlah negara kini sedang dilakukan oleh Fikom Unpad.

Dekan Fikom Unpad Prof. Deddy Mulyana mengharapkan program studi internasional ini bisa dilaksanakan dalam tiga atau empat tahun ke depan. "Yang paling memungkinkan adalah jurnalistik, karena memiliki potensi yang besar," kata Prof. Deddy dalam Media Gathering dan Jumpa Pers Dies Emas Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran di Eksekutif Lounge Gedung Rektorat Unpad, Jln. Dipati Ukur Bandung.

Menurut Deddy, program studi internasional ini akan dilaksanakan setelah Fikom memiliki lebih banyak dosen lulusan luar negeri. Kebiasaan untuk berbicara bahasa Inggris pun harus terus ditingkatkan agar kampus menjadi terbiasa menggunakan bahasa internasional.

"Ini juga sesuai dengan rencana strategis Unpad yang akan menjadi World Class University pada 2013 mendatang. Makanya setiap tahun kita juga kirim dua atau tiga orang dosen untuk belajar ke luar," ujarnya. (A-157/A-147)

Potensi dan Kompetensi Opini Publik


A. Potensi Opini Publik dan Komunikasi 

Banyak literatur yang menyebutkan opini publik itu adalah suatu kekuatan yang tidak terlihat (invisible force). Opini publik mempunyai efek positif konstruktif dan efek negatif destruktif. Oleh sebab itu, pemerintah selalu berhati-hati atas opini publik yang bergulir, terlebih-lebih pada negara yang demokratis.

Harwood L. Childs dalam bukunya Public Opinion mengatakan bahwa “hubungan antara pemerintah dan opini publik itu adalah two way relationship”. Opini publik mempengaruhi pemerintah dan pemerintah mempengaruhi yang berlaku disegala tingkat mulai dari daerah hingga pusat. Selain two way relationship, hubungan ini juga reciprocal dan cyclical.

Antara komunikasi dan opini publik juga terdapat saling pengaruh mempengaruhi, artinya komunikasi itu dapat mempengaruhi opini publik dan sebaliknya, opini publik dapat mempengaruhi komunikasi. Berelson menyatakan bahwa efek opini publik terhadap komunikasi adalah:

Melalui penyesuaian isi komunikasi dengan opini audience yang dominan, sedangkan opini audience yang dominan mengenai suatu isu pada umumnya adalah opini publik.

Efek opini publik terhadap komunikasi menurut Berelson adalah melalui kesesuaian ideologi.


Tambahnya, terdapat lima variable sentral dalam proses komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini publik, diantaranya adalah:

· Jenis-jenis komunikasi 

Ini berarti keampuhan (effectiveness) komunikasi terhadap opini publik berubah-ubah menurut bentuk dan sifat komunikasi itu.

· Jenis-jenis masalah/issue 

Keampuhan komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah menurut bentuk dan atau sifat dari masalah yang dikomunikasikan.

· Jenis-jenis orang/people audience 

Efektivitas komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah sesuai dengan sifat atau kondisi orangnya/audience.

· Jenis-jenis kondisi 

Efektivitas komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah sesuai dengan sifat atau kodrat/nature kondisinya.

· Jenis-jenis efek 

Media komunikasi mempunyai efek yang berbeda-beda terhadap opini publik. Yang dimaksud dengan efek ialah perubahan opini seseorang atau audiencemengenai sesuatu masalah. Komunikasi juga dapat menyebabkan audience acuh tak acuh terhadap sesuatu masalah atau berbagai masalah jika (1) komunikasi yang disalurkan oleh suatu media komunikasi terlalu banyak jenisnya yang tidak relevan; dan (2) juga menyampaikan pesan mengenai sesuatu masalah, secara terlalu luas, beraneka ragam/campur aduk, dan kompleks/ruwet.

Kelima variable yang disebutkan di atas menunjukkan adanya saling hubungan. Karena itu, Barelson mengemukakan beberapa hipotesis mengenai antarhubungan itu sebagai pertama, lebih khusus komunikasinya (medianya) lebih besar kekuatannya/ einforcement (efeknya); kedua, lebih besar persaingan dalam sistem komunikasi (kondisi) lebih besar reinforcement (efek); dan ketiga, lebih dalam predisposisi terhadap masalahnya (orang/people) lebih efektif isinya yang tidak langsung (komunikasi) dalam merubah opini (efek).


B. Kekuatan Opini Publik 

Opini publik dapat dikatakan sebagai suatu penilaian sosial atau social judgement, oleh karena itu opini publik mempunyai kekuatan tersendiri dan perlu mendapat perhatian. Kekuatan tersebut adalah sebagai berikut: 

- Opini publik adalah suatu hukuman sosial bagi orang atau sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut. Hukuman sosial yang menimpa seseorang dalam bentuk rasa malu, rasa rendah diri, merasa dikucilkan, berasa tidak berarti dalam masyarakat. 

- Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya sopan santun dan susila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua ataupun anatara yang muda dengan sesamanya. 

- Opini publik dapat mempertahankan eksistensinya suatu lembaga atau bahkan bisa juga menghancurkan suatu lembaga. 

- Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu budaya. 

- Opini publik dapat melestarikan norma sosial. Norma sosial banyak yang sudah tidak dihiraukan oleh sebagian kelompok masyarakat sehingga menimbulkan berbagai masalah sosial dan menyebabkan rawan sosial yang memprihatinkan.


Emory S. Bogardus mengungkapkan, bahwa opini publik mempunyai kompetensi berupa pengaruh terhadap kehidupan sosial. Dinyatakannya bahwa opini publik mempunyai kompetensi dalam empat hal, yaitu pertama, opini publik memperkuat undang-undang, sebab undang-undang tanpa dukungan dari padanya akan merupakan huruf-huruf mati; kedua, opini publik memberikan kekuatan hidup badan dan lembaga-lembaga sosial; ketiga, opini publik dalam kekuatan pokok yang menghidupi dasar-dasar sosial; dankeempat, opini publik adalah pendukung moril utama dalam masyarakat.

Ada aliran yang meragukan terhadap kompetensi opini publik. Menurut aliran ini, tidak semua dikatakan “opini publik” itu adalah opini publik. Oleh karena itu, terdapat apa yang disebut gejala-gejala rationalization, identification,projection dan bandwagon effect.

Rationalization adalah suatu alasan yang sifatnya untuk membenarkan suatu tindakan atau perilaku seseorang atau pihak atau kelompok atas tindakan yang harus dilakukannya. Identification adalah sebagai kebalikan dari prosesprojection. Kalau proses projection berdasarkan pikiran, bahwa orang-orang lain berpikir seperti kita sendiri. Maka, identification berjalan atas dasar pikiran, bahwa kita seperti orang lain. Bandwagon effect adalah dalam proses pembentukan opini publik yang berlangsung di kala sekelompok kekuatan sosial secara militant dan dinamis menyuarakan opini pada waktu yang bersamaan.

Opini publik bisa dibentuk melalui suatu cara-cara, berarti opini publick itu bisa direncanakan, diprogram dan lebih jauh lagi bisa dimanipulaasi. Proses terbentuknya opini publik seperti ini dipengaruhi oleh orang yang berwenang (punya otoritas) guna mencapai tujuan tertentu. Pada prinsipnya, prosesprojection dan indetification keduanya saling mengisi.

Cara Instan Untuk Verifikasi PayPal !