Kamis, 24 Maret 2011

Potensi dan Kompetensi Opini Publik


A. Potensi Opini Publik dan Komunikasi 

Banyak literatur yang menyebutkan opini publik itu adalah suatu kekuatan yang tidak terlihat (invisible force). Opini publik mempunyai efek positif konstruktif dan efek negatif destruktif. Oleh sebab itu, pemerintah selalu berhati-hati atas opini publik yang bergulir, terlebih-lebih pada negara yang demokratis.

Harwood L. Childs dalam bukunya Public Opinion mengatakan bahwa “hubungan antara pemerintah dan opini publik itu adalah two way relationship”. Opini publik mempengaruhi pemerintah dan pemerintah mempengaruhi yang berlaku disegala tingkat mulai dari daerah hingga pusat. Selain two way relationship, hubungan ini juga reciprocal dan cyclical.

Antara komunikasi dan opini publik juga terdapat saling pengaruh mempengaruhi, artinya komunikasi itu dapat mempengaruhi opini publik dan sebaliknya, opini publik dapat mempengaruhi komunikasi. Berelson menyatakan bahwa efek opini publik terhadap komunikasi adalah:

Melalui penyesuaian isi komunikasi dengan opini audience yang dominan, sedangkan opini audience yang dominan mengenai suatu isu pada umumnya adalah opini publik.

Efek opini publik terhadap komunikasi menurut Berelson adalah melalui kesesuaian ideologi.


Tambahnya, terdapat lima variable sentral dalam proses komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini publik, diantaranya adalah:

· Jenis-jenis komunikasi 

Ini berarti keampuhan (effectiveness) komunikasi terhadap opini publik berubah-ubah menurut bentuk dan sifat komunikasi itu.

· Jenis-jenis masalah/issue 

Keampuhan komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah menurut bentuk dan atau sifat dari masalah yang dikomunikasikan.

· Jenis-jenis orang/people audience 

Efektivitas komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah sesuai dengan sifat atau kondisi orangnya/audience.

· Jenis-jenis kondisi 

Efektivitas komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah sesuai dengan sifat atau kodrat/nature kondisinya.

· Jenis-jenis efek 

Media komunikasi mempunyai efek yang berbeda-beda terhadap opini publik. Yang dimaksud dengan efek ialah perubahan opini seseorang atau audiencemengenai sesuatu masalah. Komunikasi juga dapat menyebabkan audience acuh tak acuh terhadap sesuatu masalah atau berbagai masalah jika (1) komunikasi yang disalurkan oleh suatu media komunikasi terlalu banyak jenisnya yang tidak relevan; dan (2) juga menyampaikan pesan mengenai sesuatu masalah, secara terlalu luas, beraneka ragam/campur aduk, dan kompleks/ruwet.

Kelima variable yang disebutkan di atas menunjukkan adanya saling hubungan. Karena itu, Barelson mengemukakan beberapa hipotesis mengenai antarhubungan itu sebagai pertama, lebih khusus komunikasinya (medianya) lebih besar kekuatannya/ einforcement (efeknya); kedua, lebih besar persaingan dalam sistem komunikasi (kondisi) lebih besar reinforcement (efek); dan ketiga, lebih dalam predisposisi terhadap masalahnya (orang/people) lebih efektif isinya yang tidak langsung (komunikasi) dalam merubah opini (efek).


B. Kekuatan Opini Publik 

Opini publik dapat dikatakan sebagai suatu penilaian sosial atau social judgement, oleh karena itu opini publik mempunyai kekuatan tersendiri dan perlu mendapat perhatian. Kekuatan tersebut adalah sebagai berikut: 

- Opini publik adalah suatu hukuman sosial bagi orang atau sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut. Hukuman sosial yang menimpa seseorang dalam bentuk rasa malu, rasa rendah diri, merasa dikucilkan, berasa tidak berarti dalam masyarakat. 

- Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya sopan santun dan susila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua ataupun anatara yang muda dengan sesamanya. 

- Opini publik dapat mempertahankan eksistensinya suatu lembaga atau bahkan bisa juga menghancurkan suatu lembaga. 

- Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu budaya. 

- Opini publik dapat melestarikan norma sosial. Norma sosial banyak yang sudah tidak dihiraukan oleh sebagian kelompok masyarakat sehingga menimbulkan berbagai masalah sosial dan menyebabkan rawan sosial yang memprihatinkan.


Emory S. Bogardus mengungkapkan, bahwa opini publik mempunyai kompetensi berupa pengaruh terhadap kehidupan sosial. Dinyatakannya bahwa opini publik mempunyai kompetensi dalam empat hal, yaitu pertama, opini publik memperkuat undang-undang, sebab undang-undang tanpa dukungan dari padanya akan merupakan huruf-huruf mati; kedua, opini publik memberikan kekuatan hidup badan dan lembaga-lembaga sosial; ketiga, opini publik dalam kekuatan pokok yang menghidupi dasar-dasar sosial; dankeempat, opini publik adalah pendukung moril utama dalam masyarakat.

Ada aliran yang meragukan terhadap kompetensi opini publik. Menurut aliran ini, tidak semua dikatakan “opini publik” itu adalah opini publik. Oleh karena itu, terdapat apa yang disebut gejala-gejala rationalization, identification,projection dan bandwagon effect.

Rationalization adalah suatu alasan yang sifatnya untuk membenarkan suatu tindakan atau perilaku seseorang atau pihak atau kelompok atas tindakan yang harus dilakukannya. Identification adalah sebagai kebalikan dari prosesprojection. Kalau proses projection berdasarkan pikiran, bahwa orang-orang lain berpikir seperti kita sendiri. Maka, identification berjalan atas dasar pikiran, bahwa kita seperti orang lain. Bandwagon effect adalah dalam proses pembentukan opini publik yang berlangsung di kala sekelompok kekuatan sosial secara militant dan dinamis menyuarakan opini pada waktu yang bersamaan.

Opini publik bisa dibentuk melalui suatu cara-cara, berarti opini publick itu bisa direncanakan, diprogram dan lebih jauh lagi bisa dimanipulaasi. Proses terbentuknya opini publik seperti ini dipengaruhi oleh orang yang berwenang (punya otoritas) guna mencapai tujuan tertentu. Pada prinsipnya, prosesprojection dan indetification keduanya saling mengisi.

0 komentar:

Cara Instan Untuk Verifikasi PayPal !